Besok, 20 November 2019, dunia akan memperingati World Children’s Day atau Hari Anak Sedunia. Peringatan ini untuk merayakan dan mempromosikan kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia. Bertujuan untuk menghargai serta menghormati hak-hak yang harus diterima oleh seorang anak, Hari Anak Sedunia pertamakali dicetuskan oleh Badan Dunia Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tahun 1954. Lima tahun kemudian, pada tahun 1959, PPB mengadopsi deklarasi hak-hak anak dan menetapkan tanggal 20 November sebagai Hari Anak Sedunia. Berdasarkan Konvensi Hak Anak-anak, mereka yang berusia di bawah 18 tahun adalah Anak.
Indonesia menaruh harapan besar pada anak-anak saat ini. Tema peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia tahun ini yaitu, “SDM Unggul Indonesia Maju” adalah salah satu buktinya. Mereka yang berada dalam usia anak saat ini diharapkan dan diarahkan untuk menjadi Sumber Daya Manusia yang unggul untuk membawa Indonesia menjadi lebih maju. Tantangan dan harapan untuk menjadikan anak sebagai manusia yang unggul harus disadari oleh semua pemangku kepemtingan. Mulai dari orang tua, guru, pemerintah dan lingkungan.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berkomitmen memerdekakan unit pendidikan untuk merancang inovasi baru dalam dunia pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim dalam sambutannya pada acara hari jadi Muhammadiyah ke 107 di Yogyakarta, Senin (18/11) mengatakan ingin terus mencanangkan dan memajukan pendidikan karakter. Salah satunya, seperti yang sudah dilakukan melalui Pendidikan Anak Usia Dini, yang sering disebut dengan PAUD.
Lewat PAUD, lima nilai utama karakter dibangun, yaitu religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Nilai-nilai inilah yang diharapkan nantinya akan memperkuat anak-anak Indonesia menjadi sumber daya manusia yang tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan. Sumber Daya Manusia yang unggul memang harus dibentuk sejak usia dini, atau yang dikenal sebagai periode emas anak-anak. Bagi Indonesia, bukan hanya sekedar kesadaran bahwa inilah yang harus dikuatkan, tetapi tindak nyata yang harus dilakukan. Diharapkan melalui pendidikan anak usia dini yang dilakukan di lebih dari 230 ribu satuan pendidikan atau sekolah di seluruh Indonesia, akan tercipta generasi yang religius, nasionalis, mandiri, memiliki semangat gotong royong yang kuat dan memiliki integritas yang tinggi.. Tentunya karakter yang dibangun sejak dini, harus berkembang lebih baik lagi pada jenjang pendidikan selanjutnya. Setiap unit pendidikan harus terus berinovasi untuk memotivasi setiap peserta didik untuk mengembangkan kemampuan, keahlian, dan karakter untuk menjadi garda terdepan yang membawa Indonesia mencapai Indonesia Emas 2045.
Dengan upaya semua pihak, Anak Indonesia saat ini diharapkan bukan hanya menjadi pemimpin Indonesia, tapi juga tampil sebagai pemimpin di kancah internasional.