Organisasi Kerjasama Islam, OKI, tahun ini sudah memasuki usia 50 tahun. Peringatan 50 tahun OKI yang semula bernama Organisasi Konferensi Islam, dilaksanakan di Mekah, Arab Saudi. Gubernur Wilayah Mekah, Pangeran Khalid al Faisal menyampaikan pidato mewakili Kelompok Arab, kelompok Afrika dan Kelompok Asia.
Sejak berdirinya di Rabbat Marokko pada 25 September 1969, anggota Organisasi itu terus bertambah. Pertambahan itu tentu mencerminkan adanya harapan agar organisasi negara negara Islam itu dapat berperan aktif dalam memecahkan berbagai persoalan yang ada di negara negara Islam. Tema peringatan yaitu Bersatu untuk Perdamaian dan Pembangunan sesungguhnya relevan dengan keadaan yang ada di sejumlah negara negara anggota.
Konflik Timur Tengah yang terjadi di Suriah masih menunjukkan bahwa persatuan dan perdamaian masih harus diperjuangkan. Perselisihan dan perbedaan garis politik antara negara yang menjadi anggota OKI menjadi salah satu penyebab tidak kunjung selesainya perang saudara yang menghancurkan Suriah dan menyebabkan penderitaan rakyat. Kemiskinan yang masih menimpa rakyat sejumlah negara anggota OKI, menjadikan diksi pembangunan yang menjadi tema peringatan kelahiran OKI tahun ini mencerminkan keinginan mengatasi persoalan yang masih ada.
Acara Ulang tahun OKI ini akan menjadi pengantar bagi diselenggarakannya konferensi tingkat tinggi negara OKI tanggal 8 hingga 9 Desember 2019 di Istanbul Turki. Sebagaimana dilansir surat kabar Turki Hurriyet Daily News, KTT tersebut akan mengangkat tema Investasi untuk Solidaritas dan Pembangunan. Dari tema yang akan diusung, muncul harapan bahwa negara negara OKI akan dapat berkonsentrasi pada pengembangan ekonomi. Pengusaha dari berbagai perusahaan terkemuka di bidang perbankan, konstruksi, pariwisata, dan sektor perdagangan yang beroperasi di geografi OKI, akan menghadiri konferensi tersebut. Juga tentunya 56 negara anggota OKI, serta lima negara pengamat dan organisasi internasional