Kamis (1/3/2018), Presiden Joko Widodo melantik Inspektur Jenderal Polisi Heru Winarko sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), di Istana Negara Jakarta. Heru menggantikan Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso yang akan memasuki masa pensiun.
Melihat rekam jejaknya, Heru Winarko bukan sosok sembarangan di institusi kepolisian. Heru adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1985. Karier pria kelahiran Jakarta, 1 Desember 1962 ini cukup cemerlang di kepolisian.
Beberapa jabatan yang pernah dipegang Irjen Heru Winarko di antaranya Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Menteri Koordinasi Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).
Namun ada juga keraguan di beberapa kalangan tentang kemampuan Heru Winarko sebagai Kepala BNN yang baru. Hal ini mungkin karena jabatan-jabatan sebelumnya tidak berhubungan langsung dengan masalah narkoba. Sanggupkah Heru Winarko memberantas peredaran narkoba di Indonesia dan menoreh prestasi sebaik Budi Waseso atau bahkan akan lebih baik ?
President Joko Widodo pernah mengatakan bahwa Heru dipilih untuk jabtan ini karena latar belakangnya di KPK. Diyakini Heru memiliki integritas yang diperlukan untuk jabatan tersebut mengingat peredaran uang di bisnis haram ini sangat besar dan menggiurkan. Presiden juga berharap ada standar-standar baik yang dibawa dari ke KPK ke BNN sehingga BNN menjadi lembaga yang lebih professional dari sebelumnya.
Penelitian yang dilakukan BNN bersama Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI) Depok menunjukkan hampir 6 juta warga Indonesia masuk dalam jeratan narkotika berbagai jenis. Rentang usianya pun cukup luas, mulai dari siswa SD hingga ke usia dewasa. Kalau ini tidak ditangani segera, Indonesia bisa kehilangan satu generasi karena pengaruh narkoba.
Banyaknya pengguna, terlebih pecandu narkoba mengakibatkan bandar maupun pengedar narkoba semakin banyak memasukkan barang haram itu ke Indonesia. Kasus terakhir adalah digagalkannya peredaran narkoba jenis sabu sebarat 1,6 ton dari kapal ikan asal Taiwan berbendera Singapura di perairan Kepulauan Riau.
Deputi Pencegahan BNN, Irjen Ali Djohardi Wirogioto dalam suatu diskusi Juli 2017 menyebut penggunaan narkotika di Indonesia merupakan terbesar di tingkat Asia.
Selama menjadi kepala BNN, banyak hal yang dilakukan dan berhasil diungkap Budi Waseso. Selama 2016 dan 2017, BNN menyita 100 ton lebih narkoba dari berbagai jenis dan menangani 807 kasus serta menangkap lebih dari 1200 tersangka. BNN juga berhasil mengungkap 46 jenis narkotika baru. Bahkan di tahun 2016 BNN menembak mati 79 bandar narkoba karena melawan saat ditangkap. Selain itu berhasil pula diungkapkan kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang bersumber dari narkoba sejumlah hampir Rp10 triliun. BNN telah membentuk Satgas Antinarkoba di seluruh daerah di Indonesia yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, swasta, instansi pemerintah, dan masyarakat.
Capaian tersebut tidak hanya menunjukkan prestasi Budi Waseso, namun juga menunjukkan bahwa narkoba sudah menjadi musuh utama Negara terutama bagi generasi muda. Data tersebut menunjukkan betapa dahsyatnya gempuran jaringan narkoba di Indonesia.
Tugas berat menanti Inspektur Jenderal Polisi Heru Winarko sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) yang baru. Semoga Irjen Heru Winarko dapat melanjutkan tugas pemberantasan Narkoba dengan lebih baik lagi. Indonesia harus bebas dari peredaran narkoba. Selamat bekerja Heru Winarko.