Monday, 06 April 2020 00:00

Tradisi Palang Pintu, Jakarta

Written by 
Rate this item
(4 votes)

Jakarta adalah ibu kota Indonesia yang memiliki suku, budaya, dan adat. Nama sukunya ialah suku Betawi. Salah satu tradisi suku ini adalah Palang pintu.

Tradisi Palang Pintu menjadi identitas dari masyarakat Betawi di Jakarta. Tradisi ini menjadi bagian dalam prosesi upacara pernikahan adat Betawi sejak dahulu. Perpaduan antara silat dan seni pantun yang jenaka menjadi hal yang dominan dalam tradisi Palang Pintu.

Hingga saat ini, tradisi tersebut masih sering dilakukan oleh suku Betawi tengah yang masih kental dengan nilai-nilai Islam. Tradisi ini bertujuan untuk menguji keseriusan pihak laki-laki terhadap perempuan yang akan dinikahi. Untuk lulus dalam ujian Palang Pintu ini terdapat 2 syarat yang harus dipenuhi, yaitu menang adu silat dan lancar membaca Al-Quran.

Tradisi Palang Pintu ini diwariskan secara turun-temurun dan belum ada catatan sejarah yang menjelaskan tentang kapan dan siapa yang menciptakannya. Tradisi ini biasa dilakukan tepat ketika mempelai pria tiba di tempat mempelai wanita.

Dalam pelaksanaannya, tradisi ini memiliki beberapa tahapan, yaitu Shalawat Dustur, balas pantun, Beklai, dan Lantun Sike. Selama pelaksaan tradisi ini berlangsung, pengantin pria akan dihalangi oleh jawara dari kampungnya pengantin wanita.

Kemudian jawara tersebut mengajukan beberapa persyaratan yang intinya menantang berkelahi dan mengaji. Dengan begitu, kualitas pengantin pria dapat dipastikan berkualitas atau tidak, menurut mereka.

dalam pelaksaannya, Tradisi Palang Pintu membutuhkan 9 orang, 2 orang sebagai jawara dari pihak perempuan, 1 orang jawara dari pihak pria, 1 orang juru pantun dari masing-masing pihak, 3 orang pembaca Shalawat Dustur, dan 1 orang pembaca Sike.

Namun, pada saat ini, tradisi Palang Pintu diwakilkan oleh orang-orang yang dibayar, yang biasa disebut “Centeng”. Nama Palang Pintu ini berasal dari Betawi Tengah dan Betawi Kota, sedangkan Betawi Pinggiran dan Betawi Ora mengenal tradisi ini dengan sebutan “Rebut Dandang atau “Tepuk Dandang”.

Read 4382 times Last modified on Monday, 06 April 2020 13:00