Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi penyebaran virus Corona atau Covid-19 akan menjadi peristiwa resesi terparah sejak The Great Depression era 1930-an, atau hampir 1 abad silam. Hal ini sangat beralasan karena akibat pandemi COVID-19, hampir seluruh sektor ekonomi di dunia lumpuh total. Mulai dari maskapai penerbangan hingga industri manufaktur mengurangi bahkan menghentikan operasionalnya dan harus merumahkan karyawannya. Penyebabnya karena banyak negara di dunia yang memberlakukan pembatasan pergerakan warga untuk memutus mata rantai penyebaran virus yang mematikan ini.
Pandemi COVID-19 tentu saja tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi dunia yang diprediksi negatif. Indonesiapun tak luput dari dampak buruk tersebut. Tahun ini IMF memprediksi perekonomian Indonesia kemungkinan hanya akan tumbuh 0.5% dari sebelumnya 5,0% di 2019.
Di balik ancaman resesi ekonomi sebagai akibat lumpuhnya beberapa sektor ekonomi, ada sektor yang memiliki peluang besar menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia saat pandemi COVID-19. Peneliti ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Tallatov dalam seminar daring (on-line) di Jakarta, Jumat malam (17/4) menyatakan hal ini. Menurutnya, sektor tersebut adalah sektor kesehatan dan industri teknologi komunikasi informasi (ICT) seperti e-commerce atau perdagangan secara daring (on-line).
Seperti diketahui, di masa pandemi ini masyarakat banyak yang membutuhkan alat-alat kesehatan seperti masker dan Alat Pelindung Diri (APD) untuk petugas medis, yang semakin hari semakin langka dan mahal. Keadaan ini mendorong beberapa sektor usaha beralih menjadi produsen alat kesehatan. Peralihan ini selain memudahkan masyarakat dan petugas medis mendapatkan alat kesehatan dengan harga yang terjangkau, juga membantu mengurangi angka pengangguran.
Selain alat kesehatan, bisnis e-commerce juga menjadi kebutuhan utama publik dalam bertransaksi di masa pandemi COVID-19. Karena masyarakat takut berbelanja secara langsung sehingga untuk pembelian beberapa kebutuhan dilakukan secara daring melalui platform e-commerce. Tak heran banyak muncul platform e-commerce lokal terutama untuk memenuhi kebutuhan sembako. Hal ini membantu masyarakat dalam proses pembelian barang dari konsumen ke pasar dan membantu petani dan pedagang memasarkan dagangannya.
Pandemi COVID-19 memang melumpuhkan perekonomian, namun bukan berarti membuat masyarakat menerima keadaan dengan pasrah. Banyak yang bisa dimanfaatkan dan menjadi sumber pendapatan baru bagi orang yang kreatif dan dapat melihat peluang. Diharapkan, secara tidak langsung, kesempatan itu masih dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional.