Marabahaya yang terjadi bersamaan di seantera penjuru bumi, rupanya mampu menggerakkan nurani para pemimpin negara untuk bergandeng tangan menghindari dan melawannya. Pandemi COVID 19 yang merata hampir di seluruh dunia, mendorong para pemimpin negara berpadu melawan, mengatasi dan mencegahnya.
Solidaritas melawan COVID itu muncul dalam pertemuan pemimpin dari berbagai penjuru dunia yang diselenggarakan Uni Eropa, Selasa 5 Mei 2020. Walaupun dilaksanakan secara daring, jarak antar negara tidak menyurutkan komitmen 40 pemimpin negara untuk bersama melawan COVID 19.
Sebagaimana dikatakan Presiden Uni Eropa, Ursula von der Leyen yang menjadi tuan rumah pertemuan, para pemimpin negara dan pemerintahan sepakat mendonasikan dana untuk pengembangan vaksin Corona serta membiayai kegiatan penelitian pengobatan pasien Covid 19. Sumbangan tidak hanya diberikan oleh para pemimpin pemerintahan atas nama negara, tetapi juga oleh lembaga lembaga penelitian, PBB dan organisasi nirlaba atau filantropi. Donasi yang terkumpul tercatat mencapai 8 milyar dollar Amerika atau senilai 120 trilyun rupiah. Perancis, Jerman dan Arab Saudi menjanjikan bantuan masing masing sekitar 8 trilyun rupiah. Bahkan Jepang menjanjikan sumbangan lebih dari 12 trilyun rupiah. Presiden Uni Eropa juga mengemukakan adanya komitmen penyanyi Madona untuk menyumbang sedikitnya 15 milyar rupiah. Negara yang tidak ikut berperan serta dalam pertemuan yang diinisiasi Uni Eropa itu adalah Amerika Serikat dan Rusia. Sedangkan China, negara pertama yang terjangkit Corona bulan Desember 2019, hanya diwakili oleh Duta Besarnya.
Kebersamaan global memerangi marabahaya ini baru pertama kali terjadi. Sebagaimana dikatakan para pemimpin dunia yang ikut dalam pertemuan tersebut, ini adalah gerakan bersama yang pertama kali terjadi.
Terwujudnya gerakan bersama antara pemerintahan, dengan organisasi internasional, badan nirlaba, yayasan, kaum profesional, artis, kalangan industri dan para ilmuwan, setidaknya menunjukkan bahwa secara global kebersamaan dapat diwujudkan atas dasar kesadaran mengatasi persoalan. Hal ini dapat menjadi penyejuk suasana panas yang muncul akibat sengketa antar negara, konflik bersenjata dan permusuhan.
Semoga inisiatif mengatasi persoalan global ini tidak berakhir saat ditemukannya vaksin Corona dan Convid 19. Sehingga impian adanya perdamaian dan dunia yang tentram, dapat terwujud.