Hutan memiliki peran yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup flora dan fauna di seluruh dunia. Salah satu fungsi hutan adalah menghasilkan udara segar yang banyak mengandung oksigen dan sangat dibutuhkan seluruh makhluk hidup. Dengan luas hampir sepertiga luas permukaan bumi, dapat dibayangkan bagaimana pentingnya fungsi hutan sebagai “Paru-paru” bumi.
Terkait dengan fungsi hutan sebagai "paru-paru" bumi, peringatan Hari Hutan Internasional tahun 2018 mengusung tema "Forests for sustainable cities". Tema tersebut bertujuan memanfaatkan hutan dan ruang terbuka hijau bagi lingkungan perkotaan. Bagaimanakah caranya? Salah satu caranya adalah memberikan perlindungan dan pengawasan pada restorasi gambut. Karena kedua hal tersebut suatu hal yang krusial demi terwujudnya kota yang berkelanjutan.
Perlu diketahui, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan Hari Hutan Internasional (HHI) melalui Resolusi Nomor 67/200 tahun 2012. PBB mendorong negara-negara anggota memperingatinya dengan melakukan kegiatan yang mengangkat isu hutan dan pohon. Dalam rangka memeriahkan perayaan Hari Hutan Intrnasional 2018, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan-KLHK RI kembali menggelar serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran publik tentang pentingnya keberadaan semua jenis hutan dan pohon di luar hutan. Diantaranya, lomba lari.
Lomba lari bertema 'Forest Day Fun Run 2018' ini diselenggarakan pada hari Minggu, 18 Maret 2018, diikuti oleh ratusan pelari dan mengambil start dan finis di Taman Menteng, Jakarta Pusat. Kejuaraan lari sejauh 10 kilometer (10 K) ini merupakan penyelenggaraan yang kedua kalinya setelah tahun 2017. Bukan hanya pemenang yang mendapatkan medali, akan tetapi semua pelari yang sampai di garis finish diberikan bibit tanaman.
Selain lomba lari, KLHK juga menggelar acara lain, yaitu penanaman pohon, lomba dongeng tingkat sekolah dasar, talk show, hingga bazar dan pameran. Pameran menampilkan informasi jasa dan produk kehutanan yang terkait konsep sustainable cities.
Pada hari yang sama, sebanyak 500 orang yang berasal dari 85 komunitas Pencinta Alam di Jawa Timur berpartisipasi dalam acara menanam 999 mangrove di taman wisata Mangrove Gunung Anyar Surabaya. Menurut Ketua Panitia Penanaman Mangrove, Iskra Araneta, acara tersebut digelar kali ketiga. Setelah sebelumnya, pihaknya juga menggelar acara serupa di hutan wisata Mangrove Wonorejo. Tujuannya, sebagai perwujudan kepedulian terhadap alam dan lingkungan di Surabaya.