Indonesia terus meningkatkan kemampuan alat utama sistem senjata – Alutsista ditengah suasana pandemi Covid-19 dan kondisi wilayah yang memanas, terutama di laut Tiongkok Selatan. Pembelian senjata produk luar negeri dan dalam negeri terus ditingkat oleh Kementrian Pertahanan sebagai pelengkap wajib Tentara Nasional Indonesia. Industri strategis seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT PAL terus didorong untuk berinovasi menciptakan Alutsista buatan Indonesia guna melepas ketergantungan dari pihak luar negeri. Apalagi disaat situasi bayang bayang resesi ekonomi dunia, pemanfaat dana secara rasional dan efisien sangat bermanfaat bagi Indonesia.
Pada rapat terbatas, di Istana Negara, Jakarta Selasa (7 Juli), Presiden Joko Widodo meminta Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto untuk belanja Alutsista dari perusahaan dalam negeri. Hal tersebut untuk menggairahkan perekonomian dalam negeri ditengah pandemi Covid-19. Anggaran Kementerian Pertahanan paling besar mencapai Rp117,9 triliun. Jadi, menurut Presiden Joko Widodo, jika membeli peralatan dari Indonesia akan memberikan keuntungan besar bagi perekonomian Indonesia.
Sementara itu, Menteri Prabowo Subianto menegaskan bahwa pihaknya akan mendorong industri strategis nasional untuk memenuhi kebutuhan Alutsista TNI. Saat mencoba kendaraan Taktis Maung buatan Pindad, dia menegaskan bahwa Kementerian Pertahanan akan terus mendukung upaya peningkatan produksi Alutsista dalam negeri, serta mendukung program penelitian dan pengembangan, agar nantinya seluruh hasil produksi dalam negeri dapat mandiri.
Kemandirian dalam industri Alutsista adalah hal utama. Namun, hal itu membutuhkan kerjasama saling menguntungkan. Kerjasama dengan pihak asing untuk alih teknologi seperti kerjasama dengan pihak perguruan tinggi terus dilakukan dan menjadi keharusan oleh industri strategis nasional. Semua itu bertujuan untuk mewujudkan kemandirian Alutsista dan menjaga kedaulatan wilayah Indonesia.
Dengan demikian, pembelian hampir 500 kendaraan taktis buatan Pindad untuk Kementerian Pertahanan dapat dikatakan titik tolak menuju kemandirian bangsa dalam pemanfaatan inovasi dan kreasi putra-putri bangsa Indonesia ditengah ekonomi krisis. Namun,kita akui bahwa tidak semua Alutsista diproduksi dalam negeri. Indonesia harus memenuhi kebutuhan militernya dan anggaran yang telah disediakan segera dibelanjakan seperti rencana pembelian skuadron pesawat tempur Sukhoi buatan Rusia dan pesawat Tiltrotor MV-22 Osprey Block C buatan Amerika Serikat.