Presiden Joko Widodo memandang bahwa saat ini, kekhawatiran masyarakat terhadap Covid-19 meningkat. Hal itu dikatakannya dalam rapat terbatas yang membahas penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional di Istana Merdeka, Senin (3/8). Dia sendiri mengaku bahwa dia tidak tahu mengapa masyarakat terlihat begitu khawatir, entah karena kasusnya meningkat atau masyarakat, terutama kalangan menengah ke atas, melihat masih banyak orang yang tidak taat protokol kesehatan.
Angka kasus positif dan angka kematian akibat pandemi Covid-19 di Indonesia masih relatif tinggi. Jumlah kasus positif sudah melebihi 100 ribu dan jumlah kematian melebihi 5 ribu orang. Angka tersebut bahkan jauh melebihi angka yang ada di negara-negara anggota ASEAN lainnya.
Oleh sebab itu, Presiden Joko Widodo ingin mengubah strategi penanganan dampak pandemi dengan lebih berfokus pada pelaksanaan protokol kesehatan. Dia menginstruksikan agar kampanye penerapan protokol kesehatan dilakukan secara lebih masif dan lebih terfokus.
Presiden Joko Widodo mengagendakan dalam 2 pekan ini pemerintah fokus pada kampanye memakai masker. Mengapa hanya memakai masker? Mengapa tidak sekaligus menjaga jarak, tidak berkerumun dan sering cuci tangan? Dia beralasan, kalau berbarengan, mungkin masyarakat yang menengah atas bisa mengerti dengan cepat. Tetapi, masyarakat yang di bawahnya memerlukan penjelasan satu per satu.
Setelah dua pekan kampanye memakai masker, dua pekan berikutnya, kampanye menjaga jarak atau mencuci tangan dilakukan. Bahkan, Presiden Joko Widodo meminta ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga untuk membantu kampanye secara masif.
Angka kasus positif Covid-19 yang tinggi memang mengkhawatirkan. Namun seperti yang dikatakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, angka itu juga menunjukkan masifnya pemerintah melakukan tes, dengan jangkauan masyarakat lebih luas. Angka itu juga menunjukkan bahwa baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah telah bekerja keras melakukan penelusuran penularan dan tes.
Jika banyak masyarakat mengabaikan rotokol kesehatan, tentu penyebabnya harus diketahui terlebih dahulu agar penanganannya tepat. Apakah masyarakat kurang terinformasi soal protokol kesehatan? Apakah ada yang sengaja menghalangi masyarakat untuk mengakses informasi yang benar?
Di Amerika Serikat, masyarakat terbagi antara kelompok yang setuju dengan protokol kesehatan dan kalangan tidak setuju. Mereka bahkan menentang keras pemakaian masker dan tidak mau menjaga jarak. Akibatnya, jumlah kasus positif Covid-19 di negara itu terus meningkat tajam, tanpa ada tren penurunan. Demikian pula, angka kematiannya. Sikap terbagi ini tentu saja dimotori oleh para tokoh masyarakat, termasuk politisi. Jangan sampai Indonesia mengalami hal seperti itu. Masyarakat Indonesia harus sepaham dulu bahwa menjalankan protokol kesehatan sangat penting. Hal itu dapat diraih jika seluruh masyarakat dapat mengakses informasi yang benar tentang pandemi Covid-19.