Indonesia diprediksi beresiko menjadi pasar peralihan produk ekspor dua negara yang terlibat perang dagang yaitu Amerika Serikat dan China. Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla di Jakarta Selasa, (27/3) seperti dirilis Antara mengkhawatirkan parang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China akan menggangu kinerja perdagangan Indonesia. Jusuf Kalla menilai perang dagang antara Amerika Serikat dan China akan berdampak luas dan berpengaruh ke Indonesia, apabila tidak segera diselesaikan ketegangannya sejak dini.
Jusuf Kalla mengatakan, semua perang dagang, apalagi antar negara-negara besar, seperti Amerika dengan China akan menimbulkan impact yang luas. Jusuf Kalla mengatakan negara dengan perekonomian kuat akan berdampak besar terhadap negara lain. Indonesia akan kesulitan melaksanakan ekspor, serta negara-negara yang berseteru akan mengalihkan produknya ke negara lain, termasuk Indonesia. Dampak yang ditimbulkan akan berujung pada melemahnya ketahanan industri nasional, akibat kebijakan tarif yang dikeluarkan Amerika untuk menekan China, agar patuh pada praktek bisnis.
Kekhawatiran terhadap perang dagang antara Amerika dan China muncul di banyak negara setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerapkan tarif untuk produk impor baja senilai 25 persen dan produk alumunium senilai 10 persen. Jusuf Kalla berharap ketegangan antara dua negara tersebut dalam bidang perdagangan global dapat diselesaikan di tingkat Organisasi Perdagangan Internasional (WTO). Terkait dampak penerapan kenaikan tarif impor di Amerika tersebut, Jusuf Kalla mengatakan Pemerintah Indonesia siap membalas dengan menerapkan hal serupa untuk komoditas ekspor ke Amerika. Jusuf Kalla menambahkan, saat ini komoditas ekspor terbesar Indonesia ke Amerika adalah minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO),sementara impor Indonesia dari Amerika antara lain kacang kedelai dan terigu.