Tokoh seni rupa Indonesia, Nyoman Nuarta, menerima penghargaan Padma Award 2018 Kategori Padma Shri dari Presiden India, Shri Ram Nath Kovind, atas karya-karyanya yang bernilai seni tinggi, fenomenal, dan diakui oleh para pakar dan pelaku seni mancanegara. Upacara penyerahan penghargaan di Istana Kepresidenan India, Rashtrapati Bhavan di New Delhi. Perdana Menteri India Narendra Modi dan Wakil Presiden India M. Venkaiah Naidu turut hadir dalam acara tersebut.(2/4)
Nyoman Nuarta adalah salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru (New Art) yang dikenal lewat mahakaryanya, seperti Patung Garuda Wisnu Kencana (Badung, Bali), Monumen Jalesveva Jayamahe (Surabaya), dan Monumen Proklamasi Indonesia (Jakarta). Berbalut setelan jas hitam, songket Bali, dan udeng (hiasan kepala khas Bali), Nyoman Nuarta hadir di Istana Kepresidenan India dengan didampingi oleh istri dan putrinya.
Pasca upacara penyerahan penghargaan, Nuarta berkesempatan bertemu dengan Perdana Menteri Narendra Modi dan menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan dan sambutan yang sangat baik dari Pemerintah India. PM Narendra Modi juga menyampaikan ucapan selamat kepada Nyoman Nuarta atas penghargaan Padma Award yang telah diterimanya dan sekaligus mengapresiasi hubungan kedua negara yang terjalin dengan baik.
Padma Award merupakan salah satu penghargaan sipil tertinggi India yang diumumkan setiap tahun pada perayaan Republic Day. Penghargaan diberikan dalam tiga kategori: Padma Vibhushan (exceptional and distinguished service), Padma Bhushan (distinguished service of higher order), dan Padma Shri (distinguished service). Penghargaan ini dimaksudkan untuk mengakui pencapaian individu di semua bidang kegiatan dan disiplin ilmu/pengetahuan yang melibatkan layanan publik. Tahun ini, Padma Award diberikan kepada 85 tokoh, terdiri dari Padma Vibhushan (3 orang), Padma Bhushan (9 orang), dan Padma Shri (73 orang).
Selain Nyoman Nuarta, warga negara asing yang juga memperoleh penghargaan Padma Shri adalah Jose Ma Joey Concepcion III (Filipina), Ramli Bin Ibrahim (Malaysia), Bounlap Keokangna (Laos), Tommy Koh (Singapura), Hun Many (Kamboja), Nouf Marwaai (Saudi Arabia), Tomio Mizokami (Jepang), Somdet Phra Maha Muniwong (Thailand), Thant Myint – U (Myanmar), Malai Haji Abdullah Bin Malai Haji Othman (Brunei Darussalam), Habibullo Rajabov (Tajikistan), Sanduk Ruit (Nepal), dan Nguyen Tien Thien (Vietnam).( Kemlu)