Kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, kedelai terkait erat dengan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, yaitu tempe, tahu, dan kecap. Namun beberapa waktu terakhir, harga kedelai naik drastis akibat naiknya harga kedelai impor sehingga pasokan kedelai di pasaran berkurang. Hal ini tentu saja berdampak pada produksi makanan berbahan baku kedelai. Menurut Kepala BATAN, Anhar Riza Antariksawan, kelangkaan kedelai ini menjadi hal yang serius dan perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin. Karenanya, sebagai lembaga penelitian, BATAN menjadikan hal ini sebagai momentum untuk menguatkan program swasembada kedelai secara nasional.
Sebagai bentuk kontribusi dalam upaya meningkatkan produksi kedelai nasional, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) melalui Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) telah menghasilkan 2 varietas kedelai unggul yang diberi nama Sugentan 1 dan Sugentan 2. Sugentan kependekan dari Super Genjah BATAN. Varietas kedelai ini hasil pengembangan dari varietas Argomulyo .Dibandingkan dengan induknya, Sugentan mempunyai beberapa keunggulan diantaranya umur tanamnya sekitar 68 hari lebih cepat dibandingkan induknya yang mencapai umur 87 hari. Produktivitasnya juga lebih tinggi yakni 3 ton per hektar sedangkan induknya pada kisaran 2,4 ton/hektar. Selain itu, Sugentan 1 dan Sugentan 2 lebih tahan terhadap penyakit karat daun dan hama yang biasa menyerang tanaman kedelai. Kedua varietas ini cocok ditanam di lahan sawah atau tegalan. Untuk mendapatkan varietas Sugentan 1 dan 2 ini, penelitiannya dimulai sejak tahun 2012 dan telah dilakukan uji multilokasi di 7 daerah yakni Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku, Bogor, Yogyakarta, dan Citayam sebanyak 2 lokasi.
Hingga saat ini BATAN telah menghasilkan 14 varietas unggul benih kedelai yang sebagian besar telah diperkenalkan kepada para petani melalui program pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan iptek nuklir yang bekerja sama dengan pemerintah daerah dan perguruan tinggi. Varietas unggul kedelai BATAN dihasilkan melalui sebuah proses yang memanfaatkan radiasi gamma. Pada tahun 2020, pemerintah melalui Kementerian Pertanian menargetkan peningkatan produksi kedelai 7% yakni dari 359.000 ton pada tahun 2019 menjadi 383.000 ton pada 2020. Untuk mencapai hal ini, pemerintah membuat program 300.000 ha di 21 provinsi ditanami kedelai. Deputi Pendayagunaan Teknologi Nuklir, Totti Tjiptosumirat mengatakan, terkait upaya pemerintah meningkatkan produksi kedelai nasional, BATAN turut berkontribusi dalam penyediaan benih unggul kedelai hingga mencapai 5 ton.