Melalui Konferensi Umum UNESCO ke 22 tahun 1983, ditetapkanlah 18 April sebagai Hari Warisan Dunia dan telah diratifikasi oleh 167 negara termasuk Indonesia. Pada 2018, tema peringatan Hari Warisan Dunia adalah Warisan untuk Generasi. Sebagai anggota komite Warisan Dunia pada 2015-2019, Indonesia ikut memperingati Hari Warisan Dunia dengan menggelar pameran dan bincang Warisan budaya dunia bertema “Berbagi Cerita Berbagi Pengetahuan.” Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nadjamuddin Ramly mengatakan, kegiatan ini berlangsung pada 16 hingga 20 April. Pada Konferensi Pers yang diselenggarakan pada Senin, 16 April, ia mengatakan, dengan kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi dan transfer pengetahuan antar generasi.
“Mengapa kita peringati hari warisan dunia ini? Karena betapapun ini sangat penting untuk kita perlihatkan dan kita wariskan kepada anak cucu kita. Generasi milenial ini kedepannya tidak akan punya lagi kebanggaan masa lalu, kalau warisan budaya dunia ini tak terlindungi.”
Nadjamuddin lebih lanjut menjelaskan, Indonesia memiliki 17 warisan dunia yang telah ditetapkan oleh UNESCO. warisan dunia benda adalah candi Borobudur, Prambanan, Situs manusia purba Sangiran dan Subak. 9 Warisan budaya tak benda adalah batik, angklung, wayang, keris, tari saman, noken, metodologi pembuatan batik, phinis dan 3 genre tari bali. Warisan budaya alam adalah Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Lorentz dan Warisan Hutan Hujan Tropis di Sumatera. Di Tahun 2017, Indonesia memiliki 594 warisan budaya tak benda. Kedepannya Indonesia akan mengajukan Kota Tua dan Sistim pertambangan batu bara, Ombilin Sawah Lunto. (voi/sekar)