Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan akan terjadi peningkatan impor barang konsumsi yang signifikan jelang bulan Ramadhan pada Mei 2018 mendatang. Impor barang konsumsi tersebut akan didominasi oleh impor barang konsumsi khusus Ramadhan. Menurut Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto dalam konferensi persnya di Jakarta, Senin (16/4) mengatakan, salah satu indikasi adanya peningkatan impor barang konsumsi khusus Ramadhan adalah peningkatan permintaan impor kurma.
”Impor barang konsumsinya bulan Maret ini turun 12,80 persen. Ramadhan nanti akan naik, kalau melihat patternnya bulan depan nanti pasti akan naik, untuk mengimpor barang–barang konsumsi khusus bulan Ramadhan. Tadi udah saya sampaikan, pada bulan ini pun impor kurma sudah mulai naik signifikan. Jadi konsumsi ini akan naik seiring dengan permintaan komoditas tertentu di bulan Ramadhan.”
Kecuk Suhariyanto menambahkan, lonjakan permintaan impor kurma di bulan Maret 2018 meningkat 86 persen senilai 17,8 juta Dollar Amerika Serikat (AS) dibandingkan bulan Februari 2018. Mayoritas kurma tersebut didatangkan dari Mesir. Sementara itu, untuk impor lain di bulan Maret 2018, yakni impor bahan baku penolong meningkat sekitar 2,62 persen. Salah satu komoditas yang mengalami peningkatan agak besar adalah produk gula mentah dan karet. Kecuk menambahkan, impor beras yang dilakukan pemerintah pada beberapa bulan lalu telah mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh harga beras yang sudah mulai terkendali. Impor pada Maret 2018 sebesar 14,49 miliar dolar AS naik 2,13 persen dibanding Februari 2018. Secara kumulatif sejak Januari sampai dengan Maret 2018, total impor sebesar 43,98 miliar dolar AS atau meningkat 20,12 persen. (voi/Rezha)