The 3rd Asia Pacific Rainforest Summit atau pertemuan tingkat tinggi hutan-hujan Asia Pasifik, APRS ke-3 berlangsung di Yogyakarta 23 hingga 25 April. Usai membuka pertemuan, Senin, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar menjelaskan, banyak agenda perlindungan hutan dari pertemuan 2-tahunan tersebut.
“ Pertama, untuk memulihkan bentang lahan hutan yang terdegradasi, dan untuk melindungi hutan yang bernilai konservasi tinggi. Yang kedua, dari APRS ini kita bisa memformulasikan kebijakan nasional untuk mengurangi hilangnya hutan-hujan atau rainforests sebagai harta berharga di dunia ini, tetapi di sisi lain tetap bisa mendukung pembangunan ekonomi dengan pelestarian “.
Menteri Siti Nurbaya Bakar juga mengatakan, pertemuan tingkat tinggi hutan-hujan Asia Pasifik (APRS) ke-3 juga diharapkan membantu membangun sistem nasional untuk perlindungan hutan. APRS ke-3 berlangsung hingga Rabu, terdiri atas sesi presentasi perwakilan negara-negara Asia Pasifik, pertemuan antar pejabat, pertemuan ilmiah dan kunjungan ke kawasan hutan sosial di Gunungkidul serta Hutan Lindung Merapi. APRS diselenggarakan tiap 2 tahun sekali. APRS pertama berlangsung di Sydney tahun 2014. APRS ke-2 diselenggarakan di Thailand tahun 2016 dan APRS ke-3 saat ini sedang diselenggarakan oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia dengan tema Melindungi Hutan dan Masyarakat, serta Mendukung Pertumbuhan Ekonomi. (voi/munarsih)