Ketua Gabungan Eksportir Kopi Indonesia, Hutama Sugandhi menilai produk kopi Indonesia memiliki kualitas terbaik di dunia. Meskipun demikian, Indonesia memiliki tantangan terkait produktifitas kopi yang rendah. Kepada RRI World Service, Selasa, 24 April, Hutama Sugandhi menjelaskan, selama 10 tahun ini produksi kopi tidak meningkat, sementara terjadi peningkatan 6-7% konsumsi di dalam negeri. Jika tidak ada peningkatan akan terjadi kesulitan ekspor. Dikatakannya, produktifitas masih rendah disebabkan karena kurangnya peremajaan dari tanaman kopi yang berusia ratusan tahun. Produktifitas per hektar hanya 700 kilo sedangkan Vietnam telah memproduksi 3 ton per hektar. Ia berharap, pemerintah dapat mendukung petani untuk meningkatkan produktifitas melalui bantuan kredit murah dan kemudahan lahan.
“ Pemerintah terakhir ini dalam satu tahun ini sudah mulai menyadari, kemarin kami diundang oleh Kemenko ekonomi untuk membuat roadmap untuk peningkatan produksi kopi kita melalui produktifitas yang memingkat untuk jangka pendeknya karena lahan sudah cukup luas Cuma produktifitasnya yang rendah, gimana cara untuk ditingkatkan jangka pendekanya “.
Hutama Sugandhi lebih lanjut menjelaskan, untuk jangka pendek dalam upaya meningkatkan produktifitas dapat dilakukan melalui peremajaan bibit yang sudah tua. Jika Indonesia dapat meningkatkan produksi dua kali lipat per hektar dapat mengalahkan produksi negara Vietnam. Untuk jangka panjangnya akan dilakukan perluasan lahan. pada 2017 secara total jumlah ekspor kopi Indonesia senilai 1,5 miliar dolar Amerika dan Kopi jadi senilai 500 juta Dolar Amerika. Jenis kopi yang paling digemari kopi robusta namun di Amerika di dominasi oleh kopi arabika. Dalam 3 tahun terakhir, kopi olahan meningkat drastis dari 150 juta US Dolar ke 400 US Dolar. Perluasan pasar ke Singapura, Timur Tengah dan lain sebagainya meningkatkan kenaikan angka ekspor kopi olahan.