Sunday, 27 May 2018 09:32

Daun Sambiloto Untuk Pengobatan Kanker

Written by 
Rate this item
(1 Vote)

Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata) merupakan salah satu tananaman berkasiat sebagai obat yang cukup mudah ditemukan di Indonesia, terutama di kota besar. Tanaman ini memiliki bentuk daun memanjang dengan permukaan daun berwarna hijau pekat. Memiliki bunga berwarna kuning pias, putih, atau ungu dan dapat berbunga lebat sepanjang tahun. Sambiloto juga berbuah yang berbentuk lonjong dengan biji gepeng. Ketinggian batang bisa mencapai 90 cm dan bercabang banyak sehingga akan membuat tanaman ini tampak rimbun.

Sambiloto diperkirakan berasal dari Asia. Tanaman ini kemudian menyebarluas ke India, semenanjung Malaya dan pulau Jawa, Indonesia. Meskipun demikian, ternyata masyarakat di beberapa wilayah lain di Indonesia juga mempunyai sebutan lain untuk sambiloto, seperti: sambilata (Melayu); ampadu tanah (Sumatera Barat), sambiloto, ki pait (Jawa Tengah) dan ki oray dalam bahasa Sunda. Tanaman ini bisa tumbuh dengan curah hujan antara 2000-3000 mm per tahunnya, dengan suhu 25 sampai 32 derajat celcius di ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Karena itulah sambiloto dapat tumbuh subur di Indonesia.

para pakar pengobatan herbal di seluruh dunia telah melakukan uji coba mendalam dan berkelanjutan terhadap manfaat daun sambiloto sebagai obat kanker. Hasil pengujian laboratorium membuktikan bahwa keunggulan farmakologi sambiloto meliputi anti inflamasi, anti tumor jinak, anti kanker (tumor ganas), diuretik, analgesik, anti hipertensi, hipoglikemia, stomatik, abortif, dan anti HIV. Khasiatnya menghambat pembentukan sel kanker, menekan laju penyebaran, hingga mematikan sel kanker yang diperoleh dari zat laktone pada daun sambiloto. Zat laktone itu sendiri terdiri atas senyawa-senyawa penting, seperti andrographolide, deoksiandrographolide, dehidroandropholide, homoandrografolide, dan neoandrografolide

berdasarkan temuan para pakar di Jepang, senyawa-senyawa tersebut, terutama andrographolide berperan sebagai antioksidan yang bekerja aktif melawan sel kanker skuamosa dan sejumlah sel limfosit yang telanjur terkontaminasi leukemia. Senyawa ini juga menghambat sel kanker agar tidak terus membelah diri. Senyawa andropholide ini pula yang menciptakan rasa pahit luar biasa pada daunnya.

berdasarkan uji klinis terhadap keutamaan daun sambiloto untuk menyembuhkan kanker, terungkap bahwa dari sekian banyak jenis kanker yang ada, daun sambiloto lebih efektif diterapkan pada pederita kanker payudara dan kanker lambung. Untuk jenis kanker lainnya, daun sambiloto memberikan reaksi yang lebih lambat. Efektivitas daun sambiloto juga ditentukan dari cara pengolahannya. Banyak orang yang tidak merasakan manfaat apa-apa setelah mengonsumsi daun sambiloto. Setelah ditelusuri, ternyata pangkal masalahnya terletak pada cara mengolah, dosis, serta kedisiplinan orang itu sendiri. Pengobatan herbal cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama daripada pengobatan medis.

Sebagian besar pengobatan herbal tidak menimbulkan efek samping serius jika diterapkan dengan benar dan di bawah pengawasan ahli herbal. Penggunaan jangka panjang tanaman herbal termasuk daun sambiloto tanpa dosis yang tepat dan pengawasan dokter herbal, juga dapat memberi dampak negatif diantaranya menurunkan selera makan, merusak sel-sel pankreas dan menurunkan kadar gula dalam darah yang berujung pada penyakit hipoglikemia.

Read 4636 times Last modified on Tuesday, 29 May 2018 06:25