“Jadikanlah karya-karya seni, sebagai sumber inspirasi pemersatu bangsa, pemersatu suku-suku yang ada dari bangsa ini. Jadikan seni, sebagai sumber energi peradaban bangsa.” Itulah pesan yang disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko WIdodo, saat menutup kuliah umum di Kampus Institut Seni Indonesia, Denpasar, pada Sabtu lalu. Secara khusus Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan itu dalam kuliah umumnya yang bertema “Pemajuan Kesenian Nusantara dalam Menjaga Kebhinekaan dan Persatuan Indonesia”.
Paparan mengenai kesenian itu disampaikan dalam rangka Pesta Kesenian Bali ke 40, yang rencananya akan digelar selama satu bulan dengan menampilkan aneka kesenian, termasuk dari mancanegara. Namun, ada pesan lebih mendalam, yaitu agar bangsa Indonesia terus menggali, menjaga dan mengembangkan kesenian.
Bangsa Indonesia yang memiliki 714 suku yang beragam, pastinya memiliki kesenian yang berlipat jumlahnya. Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tahun 2015, ada lebih dari 5.700 kesenian dari berbagai jenis. Sayangnya di seluruh Indonesia, paling tidak ada 58 kesenian tari dan 33 kesenian musik yang hampir punah. Bahkan masih banyak lagi jenis kesenian daerah, yang dikhawatirkan akan berkurang jumlahnya.
Hilangnya kesenian Indonesia, tentu akan mengurangi ciri Bangsa Indonesia. Di Indonesia yang begitu luas, setiap daerah memiliki kesenian yang menjadi ciri khasnya. Keberagaman ini adalah salah satu kelebihan bangsa Indonesia, yang tidak dimiliki bangsa lain dan merupakan potensi untuk dikembangkan menjadi daya tarik. Bukan hanya karena memiliki nilai budaya, namun juga karena adanya nilai ekonomi kreatif.
Upaya pemajuan kesenian Nusantara tidak semata menjadi tugas pemerintah. Pelaku seni, siswa atau mahasiswa dan pengajar sekolah khusus kesenian, tentu diharapkan untuk menghasilkan karya seni, dengan menggali kekayaan budaya bangsa serta memperkuat kearifan lokal.
Hendaknya, lebih banyak lagi kesempatan dan fasilitas diberikan kepada berbagai kelompok, untuk menampilkan karya seni mereka. Perlu ada kerjasama dengan banyak pihak, untuk lebih mempromosikan kesenian Indonesia. Seperti misalnya, dengan mendaftarkan lebih banyak lagi kesenian Indonesia di Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB - UNESCO. Dengan demikian, rasa memiliki bukan hanya ada pada suku bangsa tertentu, tetapi dipunyai oleh seluruh bangsa Indonesia. Sehingga pada gilirannya, karya seni menjadi jati diri bangsa Indonesia.