Pada hari Rabu besok, 27 Juni 2018, sebanyak 11 provinsi, 115 kabupaten, dan 39 kota akan menggelar Pemlihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di seluruh Indonesia. Menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU) persiapan penyelenggaraan Pilkada hingga saat ini sudah cukup baik. Ketua Komisi Pemilhan Umum Arief Budiman bahkan mengklaim bahwa hingga 2 hari lalu tidak ada laporan terkait hal-hal yang mengganggu rencana pelaksanaan perhelatan akbar ini.
Untuk mempersiapkan Pilkada yang lancar, aman serta netral, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto memimpin rapat koordinasi yang diikuti Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ketua Badan Pengawas Pemilu, Panglima TNI, dan Kepala Kepolisian beberapa hari lalu.
Walaupun semua persiapan penyelenggaraan termasuk keamanan sudah dilakukan, masyarakat dan pemerintah tetap tidak boleh lengah. Semua pihak tetap harus waspada. Pihak-pihak yang diduga dikhawatirkan melakukan tindakan teror, harus diawasi terus menerus. Salah satunya, adalah Pengawasan terhadap mereka yang tidak puas atas keputusan vonis mati Aman Abdurrahman, pemimpin Jemaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS juga harus diperketat. Tak memberi mereka celah untuk menyasar sejumlah wilayah yang akan menggelar pemilihan kepala daerah. Khususnya wilayah yang masyarakatnya terdiri dari beragam suku atau ras.
Beberapa hari lalu, pihak Detasemen Khusus 88 Antiteror telah menangkap beberapa orang yang diduga memiliki kaitan dengan JAD Bogor dan ditengarai akan melakukan teror saat Pilkada di Jawa Barat.
Pihak Detasemen Khusus 88 Antiteror terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur, karena dalam proses penyergapan terduga teroris mencoba melawan.
Kasus tersebut menunjukkan bahwa ancaman teroris saat penyelenggaraan Pilkada tetap ada. Untuk itu, kerja sama masyarakat dengan pihak keamanan harus ditingkatkan, demi terselenggaranya Pemilihan Kepala Daerah yang lancar, aman dan jujur.