Kementerian Pertanian RI belum lama ini merilis varietas baru padi gogo, dengan hasil panen tinggi dan berumur pendek, untuk pertanian di lahan kering yang disebut inbrida padi gogo -Inpago. Padi gogo atau padi kering adalah padi yang ditanam di daerah ladang dan perbukitan, bukan di persawahan yang membutuhkan banyak air.
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Prof Dr Dedi Nursyamsi, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (24/6) mengatakan, dengan padi gogo varietas baru itu, Kementerian Pertanian semakin percaya diri untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045, melalui pemanfaatan lahan kering, lahan rawa, dan lahan irigasi. Ia menambahkan, semua potensi lahan siap dikerahkan, karena varietas unggul di setiap tipe lahan telah tersedia. Sebelumnya petani Indonesia hanya bertumpu pada lahan irigasi.
Menurut Dedi, potensi lahan kering untuk pengembangan padi gogo sangat besar. Dari luas 80 juta hektar lahan kering, yang sesuai untuk padi gogo mencapai 24,7 juta hektar. Lahan tersebut terbagi menjadi lahan kering masam seluas 21 juta hektar dan lahan kering iklim kering 3,7 juta hektar. Ia menambahkan, hasil riset Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, padi gogo itu dapat dipanen dengan hasil 7 hingga 10 ton beras per hektar pada umur 110 hari. Dedi meyakini, cukup dengan produksi 4 ton beras per hektar, Indonesia sudah surplus pangan.
12 gram varietas padi yang dihasilkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yaitu inbrida padi gogo, berpotensi menghasilkan 10,2 ton per hektar pada umur 111 hari. Jenis padi ini juga toleran terhadap keracunan Aluminium dan kekeringan serta tahan penyakit blas ras 033. Varietas itu jauh lebih unggul dibanding varietas lokal yang hanya 1 sampai 2 ton per hektar dengan umur panen 6 bulan.
Sementara itu, menurut Direktur Institut Agroekologi Indonesia, Syahroni, hadirnya varietas padi ladang berproduksi tinggi dan berumur pendek, mematahkan anggapan cita-cita lumbung pangan dunia hanya bisa terwujud dari sawah irigasi.
Syahroni mengatakan, justru padi ladang menjadi harapan bagi Indonesia. Varietas padi ini tidak membutuhkan banyak air dan dapat ditanam di manapun.