Dewan Direksi Eksekutif Bank Dunia menyetujui pinjaman baru senilai 300 juta dolar Amerika Serikat yang akan mendukung pemerintah Indonesia melakukan reformasi untuk mengurangi biaya sekaligus meningkatkan keandalan logistik maritim. Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia dan Timor-Leste, Rodrigo A. Chaves, dalam pernyataannya mengenai pinjaman ini di Jakarta, Sabtu (30/6) mengatakan, logistik maritim yang efisien penting bagi pertumbuhan di sektor manufaktur, pertanian, dan jasa. Rodrigo Chaves menambahkan, sistem logistik yang lebih baik akan meningkatkan daya saing dan membantu mengurangi tingkat kemiskinan, karena dapat menurunkan harga barang dan jasa di daerah pelosok, terutama di kawasan timur Indonesia.
Pinjaman ini merupakan bagian dari Second Indonesia Logistics Reform Development Policy Loan -DPL yang dibuat berdasarkan reformasi yang dicapai melalui Logistics DPL pertama yang disetujui pada November 2016 untuk mengatasi hambatan dalam pergerakan barang di dalam dan keluar perbatasan Indonesia.
Rodrigo Chaves mengatakan, pengoperasian pelabuhan yang tidak efisien, pasar layanan logistik yang tidak kompetitif,dan prosedur perdagangan yang panjang, telah menghambat daya saing Indonesia. Selain itu, pelabuhan juga sering dianggap menjadi titik penghambat dalam rantai logistik Indonesia, karena infrastruktur yang terbatas, regulasi yang minim, dan produktivitas yang rendah. Hambatan tersebut berkontribusi pada biaya logistik lebih tinggi bagi sektor manufaktur Indonesia. Hambatan serupa ikut berperan dalam lebih rendahnya kinerja logistik Indonesia dibanding negara-negara di kawasan, seperti yang terukur dalam World Banks Logistics Performance Index.
Sementara itu, ekonom senior Bank Dunia, Massimiliano Cali, menambahkan, proyek ini bisa membantu Indonesia, negara kepulauan terbesar dengan 17.000 pulau yang memiliki rantai logistik yang panjang dan terfragmentasi.
Fokus utama proyek ini adalah memperkuat tata kelola dan operasional pelabuhan, menumbuhkan lingkungan usaha yang kompetitif bagi penyedia layanan logistic, dan membuat proses perdagangan menjadi lebih efisien dan transparan.
Reformasi yang telah didukung oleh Logistics Development Policy Loan pertama telah membawa manfaat bagi Indonesia, karena telah mempercepat beberapa proyek pelabuhan baru dengan partisipasi sektor swasta yang lebih besar. Proyek ini juga telah meningkatkan masuknya operator dalam pasar logistik dan mengurangi waktu dan biaya proses perdagangan.
Program DPL ini juga dibantu oleh adanya pinjaman tambahan dari pemerintah Jerman melalui German Bank for Development dan pemerintah Perancis melalui Agence Francaise de Developpement.