Jakarta (voinews.id) : Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengatakan dalam 15 tahun keberadaannya, Bali Democracy Forum (BDF) secara aktif terus mempromosikan proses belajar bersama tentang demokrasi bersama dengan pemerintah.
“BDF terus membangun inisiatif untuk mempromosikan demokrasi yang tumbuh di dalam negeri dan mendorong negara-negara untuk menyeimbangkan pembangunan politik dan ekonomi,” katanya dalam penutupan Bali Democracy Forum ke-15, Kamis (8/12) di Nusa Dua, Bali.
Menurut Teuku Faizasyah, dalam prosesnya, BDF juga telah memberikan kontribusi nyata khususnya untuk memastikan demokrasi bekerja dan menjadi pegangan negara-negara.
“BDF telah menempatkan dirinya sebagai forum utama untuk membahas dan bertukar pengalaman dalam mempromosikan demokrasi di kawasan Asia Pasifik,” katanya.
Teuku Faizasyah mengatakan pada pelaksanaan BDF ke-15 tahun 2022, dirinya menyaksikan meningkatnya rasa memiliki terhadap BDF oleh negara-negara peserta. Hal ini, menurutnya, menjadi modal utama untuk terus mendorong terbentuknya arsitektur demokrasi di kawasan.
“Tahun depan kami akan lebih fokus pada pemantauan dan evaluasi semua rekomendasi dan usulan tindakan yang dihasilkan dari hasil BDF,” katanya.
Dalam penutupan BDF ke-15, Teuku Faizasyah mengatakan BDF diikuti oleh 200 orang peserta dari 112 negara dan 5 organisasi internasional secara fisik. Selain itu, BDF juga diikuti oleh ratusan mahasiswa yang berpartisipasi dalam berbagai forum di BDF secara virtual.
“Pada hakekatnya pertukaran pandangan adalah manifestasi dari semangat demokrasi untuk menghargai perbedaan cara pandang. Beberapa di antaranya belum tentu sejalan dengan kepentingan dan posisi nasional kita masing-masing,” katanya.
Meskipun para peserta berbagi pandangan dalam berbagai forum di BDF, namun menurut Teuku Faizasyah, pemerintah harus dapat berkolaborasi agar tantangan global dapat diatasi.