(voinews.id)- Sebuah perusahaan rintisan Jepang, ispace, pada Minggu meluncurkan sebuah pesawat antariksa ke Bulan setelah mengalami beberapa kali penundaan. Peluncuran tersebut akan menjadi yang pertama dilakukan perusahaan swasta di negara itu.
Misi HAKUTO-R besutan ispace Inc bertolak tanpa insiden dari Cape Canaveral, Florida, pada Minggu setelah dua kali ditunda karena ada pemeriksaan roket SpaceX Falcon 9 misi tersebut. Lebih dari 100 orang yang hadir di Tokyo pada acara nonton bareng peluncuran tersebut bertepuk tangan ketika roket melontar dan melaju ke langit yang gelap. Badan-badan nasional antariksa Amerika Serikat, Rusia, dan China dalam setengah abad terakhir ini sudah mendaratkan pesawat secara mulus di Bulan, namun belum ada perusahaan yang melakukannya.
Kesuksesan misi ispace itu juga akan menjadi tonggak sejarah kerja sama ruang angkasa antara Jepang dan Amerika Serikat. Kerja sama kedua negara tersebut terjalin pada saat China semakin kompetitif dan ketika peluncuran dengan roket-roket Rusia sudah tidak lagi tersedia setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Peluncuran HAKUTO-R itu juga menjadi puncak pembicaraan yang bergulir soal antariksa dalam beberapa hari belakangan ini bagi Jepang, setelah miliarder Yusaku Maezawa mengungkapkan kedelapan awak yang ia ingin bawa ke Bulan. Para awak itu diharapkan bisa diangkut dengan pesawat antariksa SpaceX ke Bulan tahun depan. Nama HAKUTO diambil dari cerita rakyat Jepang berupa kelinci putih yang tinggal di Bulan.
Menurut kalender Asia, 2023 merupakan Tahun Kelinci. Pesawat tersebut, yang dirakit di Jerman, dijadwalkan mendarat di Bulan pada akhir April. Proyek itu merupakan salah satu finalis kompetisi Google Lunar XPRIZE sebelum dihidupkan kembali menjadi sebuah program komersial. ispace berharap peluncuran HAKUTO-R menjadi misi pertama dari banyak pengiriman muatan yang nantinya diharapkan berasal dari pemerintah dan sektor komersial.
Pesawat ruang angkasa ispace itu ditujukan untuk menempatkan sebuah satelit kecil NASA (badan penerbangan dan antariksa Amerika Serikat) ke Bulan dalam rangka mencari endapan air sebelum mendarat di Kawah Atlas.
ispace, yang didanai swasta, memiliki kontrak dengan NASA untuk mengirim muatan-muatan ke Bulan mulai 2025. ispace bertekad bahwa pada 2040 sudah bisa membangun sebuah koloni yang memiliki staf permanen di Bulan.
Sumber: Reuters