(voinews.id) Warga Denmark harus mengganti dua pertiga dari konsumsi daging mereka dengan sayuran dan tanaman lain, dalam upaya mencapai target iklim ambisius negara itu pada 2030, kata penasihat independen pemerintah pada Selasa aeperti dikutip dari Reuters. Sementara itu, Dewan Iklim Denmark telah merekomendasikan pengenaan pajak pada bahan makanan yang berbahaya bagi iklim. Kepada Reuters, Ketua Dewan Iklim Denmark, Peter Mollgaard mengatakan dewan merekomendasikan pengenaan pajak sekitar 33 persen pada daging sapi, yang merupakan salah satu bahan makanan dengan jejak iklim tertinggi.Rekomendasi tersebut merupakan bagian dari tinjauan tahunan terhadap jalan Denmark menuju target mengurangi emisi CO2 sebesar 70 persen dari tingkat emisi tahun 1990. Target itu bersifat mengikat dan secara hukum wajib dikejar oleh pemerintah. Dibandingkan dengan rata-rata dunia, warga Denmark mengonsumsi produk hewani, seperti daging babi, sapi, dan susu, dua kali lebih banyak.
Jika diukur berdasarkan emisi yang dihasilkan dari makanan, maka Denmark adalah salah satu di antara negara dengan populasi yang menghasilkan emisi tertinggi di dunia. Denmark merupakan salah satu produsen daging babi terbesar, dengan jumlah babi ternak dua kali lebih banyak daripada jumlah manusia di negara itu. Babi panggang juga menjadi masakan khas Denmark. Dewan Iklim itu memperkirakan Denmark dapat mengurangi dari 2,6 sampai 3,9 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e) per tahun jika semua warga Denmark mengikuti saran pola makan dari pemerintah itu. Rekomendasi pemerintah itu yakni menurunkan konsumsi daging menjadi 350 gram per minggu dari yang biasanya hampir 1 kilogram per minggu.(ANTARA)