VOInews, Jakarta: Kekaguman dunia terhadap karya Raja Bhumibol Adulyadej dirasakan pada Indonesian Cultural Night, yang digelar KBRI Bangkok di Ganesha Theatre, salah satu teater terbaik di Bangkok, Minggu (17/9/2023). Mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, Raja Thailand yang bertakhta pada 1946-2016, selain dikenal sebagai figur pemersatu bangsa, juga terkenal sebagai sosok yang sangat berbakat di bidang musik.
“Kecintaannya terhadap musik, khususnya musik jazz dan blues, dituangkan dalam sejumlah karya lagu yang populer secara internasional,” tulis KBRI Bangkok dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (28/9/2023).
Selain memperkenalkan budaya Indonesia, Indonesian Cultural Night juga menampilkan kolaborasi musik Indonesia-Thailand melalui dua lagu yang dibawakan oleh ‘The Ambassador and His Gang’ Band.
Band tersebut beranggotakan Duta Besar RI, Rachmat Budiman, Pegawai Setempat KBRI Bangkok, Sari Suharyo sebagai penyanyi, serta mahasiswa Chulalongkorn University sebagai pengiring lagu. Dua lagu yang dibawakan yaitu Tapisah 2, yang merupakan lagu dari Maluku, serta lagu yang diciptakan oleh Raja Bhumibol Adulyajed, berjudul ‘Yarm Yen’.
Secara harfiah, ‘Yarm Yen’ berarti ‘in the evening’. Namun lagu tersebut lebih dikenal dunia dengan judul ‘Love at Sundown’.
Lagu ini diciptakan pada tahun 1946, bertepatan dengan tahun pertama mendiang Raja Bhumibol Adulyadej bertakhta. “Lagu bercerita tentang suasana indah dan romantis saat matahari tenggelam di pantai, yang dinikmati oleh sepasang kekasih,” tulis KBRI.
Saat dirilis pertama kali, ‘Love at Sundown’ langsung mencetak hits dan digemari masyarakat luas. Lagu tersebut semakin populer saat dijadikan sebagai soundtrack sebuah film Thailand berjudul ‘The Gift from the Sky”, yang tayang di Netflix pada tahun 2016.
Suasana ceria terasa saat ‘The Ambassador and His Gang’ membawakan ‘Yarm Yen’ (Love at Sundown). Hadirin yang menyaksikan acara Indonesian Cultural Night semalam terhanyut dalam alunan musik yang menyatukan rasa hati hadirin yang terdiri dari berbagai bangsa.
Alunan musik dari mahasiswa Chulalongkorn University juga menambah kemegahan penampilan. Penonton dibawa kembali untuk mengenang mendiang Sang Raja yang sangat dicintai rakyatnya.
“Kolaborasi musik Indonesia-Thailand tersebut seolah menegaskan bahwa legacy dan maha karya mendiang Raja Bhumibol Adulyadej sebagai sosok pemersatu sekaligus pecinta musik akan tetap abadi sepanjang masa,” tulis KBRI Bangkok.
Acara Indonesian Cultural Night digelar untuk lebih meningkatkan pemahaman publik Thailand mengenai kekayaan budaya Indonesia. Dalam sambutannya, Duta Besar Rachmat Budiman menyampaikan bahwa kegiatan diharapkan dapat memperkuat people-to-people contact antara Indonesia dengan Thailand dan warga negara asing lainnya.
“Sekaligus menciptakan peluang kerja sama antara warga kedua negara,” kata Dubes Rachmat.
Acara dihadiri oleh sejumlah tamu kehormatan, khususnya Ketua Parlemen Thailand, Wan Muhamad Noor Matha. Bupati Bandung, Dadang Supriatna juga turut hadir secara langsung mendampingi tim penampil dari Kabupaten Bandung. Acara juga dihadiri oleh kalangan pejabat pemerintahan, korps diplomatik, pecinta seni, media dan masyarakat umum.
Selain kolaborasi musik Indonesia-Thailand oleh ‘The Ambassador and His Gang’, acara tersebut juga menampilkan pertunjukan musik dan sendra tari dari Indonesia, yaitu ‘Rasa Sayange’ oleh Sekolah Indonesia di Bangkok, Tari ‘Bambangan Cakil’ oleh Darwanto (seorang Pegawai Setempat KBRI Bangkok) dan Oky Bima Reza Afrita (seorang diaspora Indonesia di Bangkok), Tari Mutiara Nusantara oleh Universitas Negeri Yogyakarta, Tari Citrolangenan oleh Universitas Negeri Surabaya, dan Tari Ratoh Jaroe oleh Universitas Islam Indonesia. Sedangkan Pemerintah Kabupaten Bandung membawakan dua penampilan, yaitu Tari Jaipong dan Rampak Kendang. Acara ditutup dengan meriah oleh seni tari Reog Ponorogo, yang dibawakan Universitas Brawijaya.