Thursday, 23 November 2023 12:40

Menlu RI : Sangat Penting Hormati Hukum Humaniter Internasional Dalam Konflik Israel-Palestina

Written by  Ranov/Andy Romdoni
Rate this item
(0 votes)

 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi dalam pertemuan Pers Internasional mengatakan Indonesia dan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menyambut baik tercapainya kesepakatan pelepasan sandera dan gencatan senjata sementara antara konflik Palestina-Israel.

 

“Menyambut baik tercapainya kesepakatan pelepasan sandera dan dimulainya humanitarian truce untuk beberapa hari ke depan. Dan ini merupakan langkah awal yang baik, Namun demikian, diperlukan sebuah gencatan senjata yang lebih permanen sehingga bantuan kemanusiaan dapat diberikan tanpa hambatan,” kata Retno Marsudi dalam keterangan resminya Kamis (23/11/2023).

 

Retno Marsudi juga mengatakan pentingnya menghormati Hukum Humaniter Internasional dengan tidak melakukan kerusakan terhadap fasilitas sipil dan melukai warga sipil.

 

“Saya sampaikan, di dalam perang pun ada hukumnya, ada aturannya. Perlindungan terhadap masyarakat sipil dan fasilitas publik, termasuk rumah sakit, adalah bagian penting dari hukum humaniter,” terangnya.

 

Selain itu, Retno Marsudi mempertanyakan apakah konflik antara Palestina dan Israel ini tidak memegang teguh Hukum Humaniter Internasional, sehingga Israel menyerang warga sipil dan fasilitas sipil di Gaza.

 

“Negara-negara dari Global South selama ini banyak mendengar lectures mengenai penghormatan HAM, mengenai pentingnya menghormati International Law dan International Humanitarian Law. Saya tanyakan apakah semua lectures ini, apakah semua values dan standar ini juga berlaku untuk masalah Palestina?,” ucap Retno Marsudi.

 

Dalam pertemuan dengan Pers Internasional, para Menlu OKI diantaranya Indonesia, Arab Saudi, Palestina, Jordan, Mesir, Nigeria dan Sekjen Liga Arab menyampaikan tujuan kunjungan ke beberapa negara, yaitu adalah untuk follow-up KTT Luar Biasa OKI-Liga Arab yang diselenggarakan di Riyadh, 11 November lalu, untuk menggalang dukungan bagi penyelesaian masalah Gaza.

Read 203 times