VOInews.id- Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mengatakan akal yang sehat dan hati yang bersih merupakan kunci dalam merawat bangsa agar terhindar dari konflik. "Jadi, kehilangan akal sehat, hatinya tidak bersih, ini saya kira yang menjadi sumber terjadinya ketidakrukunan atau terjadinya konflik-konflik. Ini yang memang harus kita suarakan,” kata Wapres. Demikian disampaikan Wapres saat menerima audiensi sejumlah tokoh bangsa di Istana Wapres, Jakarta.
Para tokoh tersebut adalah Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Quraish Shihab, Lukman Hakim Saifuddin, Karlina Rohima Supelli, Makarim Wibisono, Kardinal Suharyo, Pendeta Gomar Gultom, dan Alissa Wahid. Dalam pertemuan itu, Wapres menyampaikan apresiasinya kepada para tokoh lintas agama tersebut yang hadir membawa gagasan Gerakan Nurani Bangsa sebagai upaya untuk menjaga dan merawat bangsa Indonesia.
"Saya senang sekali karena masih banyak tokoh yang mau berusaha untuk menjaga bangsa ini. Andaikata sudah tidak ada, saya kira keadaan bangsa Indonesia ke depan akan lebih parah karena tidak ada orang yang mau menyuarakan kebenaran dan kebaikan," tuturnya. Adapun salah satu tantangan terdekat dalam merawat keutuhan bangsa, kata Wapres, adalah kontestasi Pemilu 2024. Menurut Ma’ruf Amin, pemilu dapat menyebabkan polarisasi masyarakat yang berujung pada perpecahan.
Oleh karena itu, dia menekankan bahwa peran tokoh bangsa saat ini sangat perlu, khususnya untuk mengingatkan agar masyarakat dapat terus mampu menjaga batas perbedaan pilihan politik pada koridor yang tidak menimbulkan konflik. "Saya pikir tokoh-tokoh ini harus terus melakukan upaya-upaya melalui berbagai pertemuan, forum, untuk menyuarakan harus seperti apa menjaga dan merawat keutuhan bangsa ini," ujarnya. Wapres mengatakan bahwa perpecahan sama halnya mengkhianati perjuangan para pendiri bangsa yang telah berjuang menyatukan segala perbedaan pada masa lampau. "Bisa dibayangkan negara seluas ini bisa disatukan, itu menurut saya bukan pekerjaan mudah. Bagaimana masa itu dengan keterbatasan alat komunikasi dan transportasi, tetapi luar biasa bisa menyatukan berbagai etnik dan agama melalui kesepakatan nasional," katanya.
Antara