VOInews, Jakarta: Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya menyampaikan Tradisi Mudik atau pulang kampung saat Lebaran merupakan puncak dari pergerakan wisatawan Nusantara.
Dalam Pers Briefing di Jakarta, Senin (4/3/2024), Nia Niscaya menyampaikan, Kementerian Perhubungan dan Kepolisian memproyeksikan jumlah pemudik melalui jalur darat pada 2024 mencapai 200 juta orang atau naik sekitar 6 persen dari tahun sebelumnya. Sementara jalur udara, menurut Nia, diproyeksikan oleh Maskapai Garuda Indonesia, pertumbuhan penumpang akan naik 30 persen.
“Pada momen Lebaran diproyeksikan oleh PT Garuda sebagai penyedia jasa udara, pertumbuhan penumpang sekitar 30% dari hari-hari biasa. Proyeksi tersebut berdasarkan full proyeksi pulihnya industri aviasi pasca pandemi secara global dan juga pertumbuhan positif kemarin saat liburan Natal dan tahun baru”, ujar Nia Niscaya
Nia Niscaya lebih lanjut menyampaikan pada moment Mudik Lebaran 2024, pemerintah melakukan sejumlah langkah persiapan dalam bidang transportasi sebagai upaya memberikan kenyamanan dan kemudahan untuk para pemudik. Selain itu, menurut Nia, pada momen lebaran 2024, pemerintah juga berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, Kepolisian, BUMN, Kementerian PUPR agar proses mudik ini sama baiknya atau bahkan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Selain melakukan sejumlah langkah persiapan dalam bidang transportasi, Kemenparekraf juga mendorong agar para pelaku perhotelan menyiapkan paket-paket diskon penginapan ataupun paket-paket berbuka puasa selama bulan Ramadan dalam rangka menyiasati datangnya low season sekaligus mempersiapkan diri menjelang libur hari raya Idulfitri.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya, mengatakan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) telah memperkirakan akan ada penurunan kedatangan wisatawan mancanegara dan pergerakan wisatawan nusantara selama Ramadan pada 10 Maret hingga 9 April 2024. Hal ini berdampak pada menurunnya tingkat hunian (okupansi) kamar hotel berbintang, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
"Namun demikian, Ketua PHRI, Pak Haryadi Sukamdani memperkirakan okupansi hotel saat libur lebaran tahun 2024 akan tinggi. Perkiraan ini didasari oleh perbaikan kondisi perhotelan secara keseluruhan di Indonesia pada tahun 2024 yang semakin membaik," kata Nia.
Selain itu, perkiraan ini juga didasari data PHRI mengenai okupansi hotel jelang Lebaran 2023 di mana okupansi di sejumlah hotel di kota tujuan wisata favorit sudah lebih dari 70 persen.
Oleh karena itu, Nia mendorong agar pelaku perhotelan menyediakan diskon kamar hingga 40 persen dan paket-paket diskon lainnya seperti paket berbuka bersama di hotel. Sehingga okupansi kamar hotel bisa tetap terisi meskipun tengah menghadapi low season.
"Ketika low season, ada baiknya jika dapat menjual dengan diskon besar-besaran hingga 40 persen, itu jauh lebih baik menguntungkan jika okupansinya hanya 30 persen, karena masyarakat Indonesia yang beragama Islam dan berpuasa tidak melakukan kegiatan traveling saat puasa. Namun diprediksi ketika lebaran akan terjadi lonjakan besar-besaran," kata Nia.