Monday, 29 January 2018 09:32

Mahasiswa di Tasikmalaya "Long March" Peringati Hari Primata, dan Buka Festival Qosidah Rebana

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi melakukan "Long March" dari Alun- alun Kota Tasikmalaya menuju Taman Kota peringati hari Primata Se - Dunia. Aksi yang dilakukan merupakan bentuk kepedulian terhadap keberadaan Primata yang saat ini terancam.  Koordinator aksi Hilmi Mubarok kepada Radio Republik Indonesia RRI, Minggu (28/1/2018) menjelaskan, keberadaan Primata Indonesia saat ini tidak terperhatikan. Hilmi mengatakan, jika diburu dan diperjualbelikan habitat Primata akan punah. Ia mengatakan, mudah-mudahan masyarakat semakin peduli terhadap Primata. Sementara ditempat terpisah Perwakilan Dosen Universitas Siliwangi-Universitas Siliwangi Diki Muhammad Chaidir menjelaskan, aksi yang dilakukan itu agar Primata yang ada mendapat perhatian. Ia berharap, dengan aksi ini mampu memberi kesadaran pada masyarakat untuk bersama- sama menjaga keberadaan Primata.

Walikota Denpasar  Buka Festival Qosidah Rebana Dan Sholawat.

Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 Hijriah, Pimpinan Cabang (PC) Muslimat Nadhathul Ulama Kota Denpasar pada Minggu (28/1) menggelar Festival Qosidah Rebana, Sholawat serta Menghias Telur dan Mewarnai di Halaman Kantor RRI Denpasar.  Acara yang mengambil tema “Akhlak Rasullulah SAW Sebagai Spirit Mewujudkan Revolusi Mental” ini dibuka secara langsung oleh Walikota Denpasar, I.B Rai Dharmawijaya Mantra secara simbolis dengan pemukulan alat musik rebana. Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan, tema acara Festival Qosidah Rebana dan Sholawat mengangkat tentang revolusi mental ini sangat relevan untuk mempererat persatuan dan kesatuan seluruh elemen masyarakat. Sehingga, kedepannya kerukunan antar umat beragama di Bali khususnya Kota Denpasar dapat tetap terjaga. Dikatakannya, revolusi mental merupakan adanya suatu perubahan di segala aspek yang keluar dari kebiasaan lama dan harus dilandasi dengan ajaran agama yang kuat sehingga dapat menuntun masyarkat kearah yang lebih baik.  

Kondisi Kapal Ilegal Fishing Silver Sea II, Baik dan Siap Dimanfaatkan Untuk Kepetingan Negara.

Kepala kejaksaan Tinggi (Kajati) Aceh, Chaerul Amir bersama tim, di dampingi Kepala kejaksaan Negeri Sabang Suhendra, SH, melakukan peninjauan kondisi fisik kapal Silver Sea II, sebelum diserahkan kepada Negara. Dalam peninjauan kapal sitaan negara yang telah terbukti melakukan kejahatan ilegal fishing itu Kajati menyatakan, hingga saat ini kapal tersebut dalam kondisi baik dan layak berlayar. Menurut Chaerul, selaku eksekutor pihaknya wajib melakukan pengecekan barang sitaan tersebut, sebelum diserahkan untuk kepentingan negara, yang direncanakan akan diserahkan langsung oleh Jaksa Agung kepada Kementrian Kelautan dan perikanan di Teluk Sabang. Kajati, Chaerul Amir di Sabang Sabtu (27/1/2018) mengatakan, mengenai status kapal tersebut, pada putusan pengadilan resmi dirampas oleh negara. Namun demikian pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan meminta agar kapal tersebut tidak dilelang, namun akan dipergunakan sebagai sarana pendidikan, atau keperluan sosial lainnya. Pegecekan yang dilakukan Sabtu (27/1/2018) siang tersebut, kata Kajati, merupakan pengecekan terakhir  yang dilakukan pihak kejaksaan, baik untuk pengecekan fisik maupun teknis lainnya. Setelah mendapatkan persetujuan dari Jaksa Agung dan Kementerian Keuangan nanti, maka kapal tersebut segera diserahkan kepada negara melalui kementerian kelautan dan perikanan republik Indonesia.

Read 930 times Last modified on Monday, 29 January 2018 09:35