Wednesday, 23 January 2019 00:00

Secangkir Kopi Sekanak Pengobat Rindu

Written by 
Rate this item
(1 Vote)

Hembusan angin dingin menghinggapi tubuh ketika kami menyusuri jalan Kota Tanjung Pinang. Tepat di wilayah Tanjung Unggat, bukit bestari, langkah pun terhenti. Seketika aroma kopi berempah pun mulai menusuk hidung. Rasa penasaran yang membuncah di dalam dada dipuaskan dengan hangatnya asa di Dapoer Melayu. Seorang Raja Penyair Tanjung Pinang bernama Dato' Tedja Alhabd menyambut kedatangan kami dengan sumringah.

Tanpa sengaja pertemuan pengobat rindu pun terjadi. Dato' yang selama ini menjadi teman bercerita di sebuah sosial media akhirnya dapat bertatap muka. Bertukar kabar membuka kehangatan dalam ruang terbuka di halaman rumah nya. Aroma itu pun kembali menyergap Indra penciuman. Secangkir kopi beraroma rempah dilengkapi dengan sebatang kayu manis dan penganan bernama batang buruk, segelas air berwarna merah muda dan satu gelas kecil kopi hitam pekat pun tersaji di meja.

Dato' pun membaca raut wajah kami yang bingung. Ia pun mulai membuka suara, pada tahun 2012, dirinya mendapatkan resep dari Ridha Kaliamsi salah satu tokoh di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Ridha memberikan warisan turun temurun resep Kopi Sekanak. Resep itu didapatkannya dari kitab warisan sejarah Tabib Kerajaan. Kopi Sekanak itu menjadi warisan kerajaan dan telah turun temurun kemasyarakat umum. Dua tahun lamanya Dato' menyempurnakan racikan kopi sekanak ini. Waktu yang cukup lama untuk menikmati secangkir kopi, apa istimewanya?

Sang Dato' pun menjelaskan Cara kami menikmati kopi racikannya tersebut. Pertama ambil sesendok kopi hitam pekat dan rasakan pahitnya. Rasa itu melambangkan getir dan pahitnya kenyataan yang tidak sesuai harapan dalam kehidupan. Kemudian sesaplah kopi sekanak dengan menggunakan batang kayu manis sebagai sedotan. Nikmati sensasi manis yang melegakan tenggorokan seakan sama dengan manisnya hasil yang kita tuai dari sebuah kerja keras. Kunyahlah batang buruk yang terbuat dari tumbukan kacang hijau sebagai lambang kejayaan di Masa Depan. Dan teguklah air kayu sekam berwarna merah muda yang menetralkan pertemuan rasa di dalam lidah seraya menenangkan hati yang bergejolak.

Sungguh istimewa, Secangkir kopi sekanak tidak hanya mampu memuaskan lidah akan sensasi rasa tapi juga mampu menenangkan hati, pikiran dan jiwa yang mulai lelah menjalani Hari. Ketika setangkup rindu telah terobati tibalah waktunya kami memohon diri.

Read 1426 times Last modified on Wednesday, 23 January 2019 13:18