Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menandatangani pernyataan bersama atau Joint Ministerial Statement dengan Menteri Integrasi dan Makroekonomi Komisi Ekonomi Eurasia (EEC) Tatyana D. Valovaya di Jakarta, Kamis (14/2). Ini merupakan tahapan menuju penandatanganan Nota Kerja Sama (Memorandum of Cooperation/MoC) yang akan dilakukan tahun ini antara Indonesia dengan lima negara Eurasia yaitu Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kirgiztan, serta Rusia.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai penandatanganan seperti dirilis Antara mengatakan, kerja sama ekonomi dengan Eurasia tidak dapat langsung menuju skema Free Trade Agreement (FTA), karena mereka memiliki satu prosedur dan standar, sehingga MoC menjadi satu hal yang disepakati. Ia optimistis, dengan adanya MoC tersebut nilai perdagangan antara Indonesia dan Eurasia yang saat ini mencapai 2,79 miliar dolar Amerika akan meningkat hingga dua kali lipat dalam waktu kurang dari lima tahun. Ia berharap, penandatanganan MoC dan forum bisnis dapat dilakukan pada kuartal II tahun ini. Setelah penandatanganan MoC, akan terjadi saling tukar informasi untuk saling mengenal produk dan pasar satu sama lain lebih dalam dalam pertemuan antar pebisnis kedua negara.
Menurut Enggartiasto, Eurasia memiliki potensi pasar besar bagi Indonesia. Adapun produk andalan Indonesia ke Eurasia yakni Crude Palm Oil (CPO), kopi, karet, produk makanan jadi, dan furnitur. Sementara produk asal Eurasia yang diimpor oleh Indonesia yakni alumuninium, aloy, vertiliser dan weed. Enggartiasto Lukita menjelaskan, sebetulnya produk Indonesiia dengan Eurasia pada dasarnya saling melengkapi satu sama lain. Mereka punya advance technology untuk beberapa hal. Tetapi mereka juga perlu beberapa bahan baku sebagai kebutuhan dasar. Enggartiasto menyebutkan, crude palm oil (CPO) menjadi komoditas yang memiliki potensi besar untuk diekspor ke Euroasia, terutama Rusia. Melalui MoC, industri dalam negeri langsung dapat mengirim ke lima negara Eurasia Economic Community -EEC melalui satu proses. Jadi, ini benar-benar membuka pintu Indonesia untuk meningkatkan transaksi dagang.
Sementara itu, Menteri Integrasi dan Makroekonomi Komisi Ekonomi Eurasia Tatyana D Valovaya mengatakan, Eurasia berharap peningkatan kerja sama ekonomi dapat dicapai tahun ini. Valovaya menjelaskan, pertemuan ini juga merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang berlangsung pada Desember 2017. Valovaya menyebutkan, selama ini, Euroasia telah mengirimkan sejumlah produk ke Indonesia seperti makanan. Ke depannya, ia berharap dapat mengisi produk yang selama ini belum ditemukan di pasaran Indonesia, seperti mesin dan peralatan.