.
4 Juni lalu, tarian khas Kabupaten Sikka bernama Tari Soka Papak digelar untuk menyambut Bupati dan Wakil Bupati Sikka, Fransiskus Roberti Diogo dan Romanus Woga dalam acara penyambutan kapal Roro Windu Karsa Dwitya yang akan beroperasi dari Maumere menuju Surabaya. Tari Soka Papak dibawakan oleh sanggar tari Doka Tawa Tana. Secara harfiah tarian Soka Papak terdiri dari dua suku kata, yakni "Soka" yang berarti menari dan "Papak" berarti menyambut, menghormati, dan mengawal. Soka Papak berarti tarian menyambut dan mengawal tamu.
zaman dulu, tarian Soka Papak digelar untuk menyambut dan mengawal tamu-tamu agung atau terhormat yang berkunjung ke daerah-daerah di Sikka. Pada zaman kerajaan, tarian itu digelar ketika raja dan ratu masuk di perkampungan. Seluruh warga kampung bersama-sama, turun ke tengah kampung, untuk menyambut raja dan ratu bersama rombongannya. Karena berfungsi untuk mengawal tamu terhormat, para penari ini menari sambil membawa pedang, parang dan tombak. Ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, peserta tarian Soka Papak itu yang akan menyerang langsung musuh-musuh yang membuat kacau.
zaman dahulu, penari Soka Papak tidak sembarangan. Harus orang tertentu, yang punya ahli dalam mengawal dan mengamankan raja dan ratu. Ketika ada musuh yang menyerang, mereka langsung mengamankan. Tarian penyambutan atau Soka Papak juga merupakan tarian massal yang dibawakan oleh orang-orang pilihan untuk mengawal tamu-tamu agung. Tarian soka papak ini dibawakan lebih dari belasan orang. Disebut massal karena jumlahnya tidak tentu.