Generasi muda Indonesia harus memiliki pemahaman yang utuh terhadap Pancasila. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Komisi II DPR RI Zainudin Amali saat rapat dengar pendapat dengan Kepala Kantor Staf Presiden dan Kepala UKP-PIP, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (7/2/2018). Menurut Zainudin Amali pemahaman yang utuh terhadap Pancasila sangat penting untuk menghadapi tantangan globalisasi dan masuknya paham-paham transnasional. Karena itu, menurutnya keberadaan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) sangatlah penting, untuk menghadapi tantangan zaman tersebut.
Pendapat serupa disampaikan oleh anggota Komisi Sembilan DPR, Nurmansah Tanjung. Saat melakukan sosialisasi Empat Pilar, yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika di Bogor, pada hari Minggu (11/2) lalu, di Bogor, Jawa barat, Ia mengungkapkan Pancasila harus menjadi rumah seluruh rakyat yang tinggal di Indonesia. Ia menegaskan Pancasila mampu menangkal hal negatif dalam bernegara. Ia mengingatkan, agar generasi penerus memahami Pancasila.
Wakil Ketua MPR Oesman Sapta mengungkapkan untuk mengingat dan memahami Pancasila harus dimulai dari lahir batin, kemudian hatinya, baru kemudian pikirannya. Hal itu diungkapkan dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada ratusan kader organisasi Pemuda Pancasila di Asrama Haji Padang, Sumatera Barat, Kamis (8/2/2018). Seperti dikutip dari laman MPR RI, Kepada peserta kegiatan itu, Oesman Sapta mengingatkan untuk terus menjaga Pancasila.
Sebelumnya, Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila – UKP PIP , Yudi Latief, menyebut paham radikalisme dapat ditangkal jika keadilan sosial betul-betul dijalankan. Apalagi, Pancasila telah mengamanatkan hal tersebut.. Dalam diskusi publik dengan topik “Radikalisme Agama dan Ancamannya Terhadap NKRI “ yang digelar di Jakarta, pada Selasa (6/2) lalu, Yudi Latief menjelaskan sila-sila Pancasila sudah menafsirkan secara komprehensif cara-cara untuk mengatasi radikalisme Ia menegaskan mengatasi radikalisme tidak bisa hanya dengan symbol-simbol toleransi, tetapi dasar masalahnya yang harus diselesaikan.
Sementara itu, Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan banyak sekali tantangan-tantangan kebangsaan yang terjadi sejak Indonesia merdeka. Seperti ditulis dalam laman mpr.go.id, Mahyudin mengungkapkan selalu ada yang mencoba menganggu ideologi negara Pancasila. Ia bersyukur, saat ini muncul semangat dari berbagai elemen bangsa untuk kembali membumikan Pancasila di seluruh wilayah Indonesia. Ia menegaskan, semua elemen bangsa Indonesia bersama-sama berupaya keras dan bersatu untuk menghadapi segala tantangan bangsa. Setelah berhasil mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, kemudian bersama-sama berupaya mewujudkan keadilan dan kemakmuran bersama.