Tuesday, 09 July 2019 11:44

Pelayanan di Pelabuhan Tanjung Priok 24 Jam, 7 Hari.

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan pelayanan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta akan dilaksanakan 24 jam dan 7 hari seminggu. Hal ini dilakukan guna meningkatkan jumlah ekspor melalui pelabuhan tersebut.

Menteri Perhubungan usai mengadakan rapat dengan jajaran stakeholders Pelabuhan Tanjung Priok di Kantor Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok, Jakarta pada hari Minggu lalu mengatakan, telah menyisir upaya-upaya yang bisa meningkatkan ekspor. Ia mengakui ada beberapa hal yang memang harus diperbaiki, salah satunya adalah dengan  memaksimalkan waktu operasional pelayanan di Pelabuhan Tanjung Priok. Budi Karya Sumadi mengilustrasikan, dengan waktu pelayanan 3 hari, apabila ada eksportir yang ingin mengirim 14 kontainer barang, maka harus ada 5 truk kontainer yang berjalan dalam sehari. Namun jika waktu pelayanan menjadi 7 hari maka dalam satu hari hanya dibutuhkan 2 truk kontainer saja. Imbasnya akan membuat jalanan dari dan menuju pelabuhan menjadi tidak terlalu padat. Efek positifnya dapat mengurangi jumlah kemacetan.

Selanjutnya yang juga menjadi pusat perhatian Menhub adalah kontainer kosong. Menurut Menhub,  setelah melakukan proses impor barang, banyak truk-truk kontainer berjalan dalam keadaan tanpa muatan atau kosong. Hal ini akan dikoordinasikan lebih lanjut agar tidak terus terjadi.

Selain itu,  menurut  Menteri Perhubungan yang perlu disoroti saat ini adalah masalah sistem. Perlu ada satu sistem yang mengatur upaya meningkatkan ekspor secara menyeluruh. Untuk itu,  perlu ada koordinasi dengan Bea Cukai, Pelindo, Syahbandar, bahkan bank-bank yang melayani di pelabuhan, agar mengoperasikan institusinya 7 hari dalam seminggu.

Upaya Menteri Perhubungan adalah salah satu yang harus segera dilakukan, mengingat kondisi neraca perdagangan saat ini cukup memrihatinkan. Hal ini terungkap dalam rapat kabinat paripurna di istana Bogor, Senin.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekspor Januari sampai Mei 2019 'year on year' turun 8,6 persen. Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Mei mengalami defisit 2,14 miliar dolar AS. Kondisi ini tentunya membutuhkan perhatian dari semua kementerian dan lembaga. Menteri Perhubungan telah muncul dengan ide tingkatkan kinerja pelabuhan ekspor-impor. Ditunggu ide-ide lainnya dari kementerian terkait  untuk memacu perdagangan terutama ekspor dan untuk menjaga barang subtitusi impor tetap terbangun.

Read 808 times