Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moscow, Rusia akan menggelar Festival Indonesia 2018 pada 3-5 Agustus mendatang. Rencananya festival yang akan digelar di Taman Krasnaya Presnya di Distrik Presnensky, Moscow akan menyuguhkan konsep yang berbeda dengan Festival Indonesia sebelumnya. Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk Rusia, Wahid Supriyadi dalam konferensi persnya di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Jumat (23/2).
‘’Festivalnya sendiri 3 sampai 5 itu jam 12 sampai 9 nonstop, itu pertunjukkannya seni budaya, tapi di lain itu kita juga akan bikin kaya market gitu. Beda dengan tahun lalu per daerah, sekarang kita bikin per cluster, jadi misalnya ada batik, fashion, handycraft, ada culinary, itu jalan terus sampai jam 9 malam, dan keseniannya itu nanti bergantung pada sumbangan – sumbangan dari daerah.
Dubes Wahid Supriyadi menambahkan, berdasarkan pengalaman, Malang, Jawa Timur, dan Boyolali, Jawa Tengah merupakan daerah yang tidak pernah absen menyumbangkan penampilan kesenian daerah di Festival Indonesia di Moscow. Festival Indonesia 2018 merupakan Festival Indonesia ketiga yang digelar oleh KBRI Moscow. Festival Indonesia sendiri setiap tahunnya dinilai terus memberikan dampak positif bagi Indonesia. Dampak positif tersebut antara lain adanya peningkatan total perdagangan sebesar 25,2% dengan Rusia dan peningkatan jumlah wisatawan Rusia yang datang ke Indonesia sebesar 37,28% pada periode Januari-November 2017. (VOI/Rezha)
Selain mengadakan Festival Indonesia 2018 yang bertemakan “Visit Wonderful Indonesia Explorer Our Region”, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moscow, Rusia berencana mengadakan Indonesia–Russia Business Forum 2018. Forum tersebut bertema, pengembangan infrastruktur di bidang pariwisata. Forum tersebut akan berlangsung sehari sebelum pembukaan Festival Indonesia 2018 pada tanggal 2 Agustus. Menteri Pariwisata Republik Indonesia (RI) Arief Yahya dan Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong rencananya akan hadir sebagai pembicara dalam forum yang akan melibatkan pelaku bisnis dan pemangku kepetingan di kedua negara. Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Rusia, Wahid Supriyadi dalam konferensi persnya di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Jumat (23/2).
‘’Jadi kita mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata. Makanya untuk Business Forum, tema Business Forum kali ini adalah infrastruktur bidang pariwisata. Makanya kita mengundang Pak Menteri Pariwisata nanti sebagai salah satu pembicara dan ketua BKPM. Dan sekarang beberapa daerah yang could win itu sebenarnya di bidang pariwisata dan ini kesempatan bagus sekali. Presentase nasional 22 atau 24 ya. Kalau Rusia di atas itu, selama ini memang lebih konsentrasi pada Bali.
Dubes Wahid Supriyadi menambahkan, KBRI Moscow akan terus berupaya untuk memperkenalkan destinasi wisata lainnya di Indonesia agar wisatawan Rusia yang berkunjung ke Indonesia tidak lagi terkonsentrasi di Bali. (VOI/Rezha)
Juru Bicara Kemlu, Arrmanatha Nasir dan Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata (KIPS), Grata Werdaningtyas menggelarpress briefingmembahasa rencana kunjungan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi ke Lebanon dan Afghanistan (22/2)
Dalam kunjungannya selama 2 hari, Menlu Retno dijadwalkan bertemu dengan Kontingen Garuda, pasukan perdamaian Indonesia yang saat ini bertugas dalam UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon). Menlu Retno akan mengadakan dialog dengan batalyon infantry yang bertugas di daerah Adchit al-Qusayr danMaritime Task Force(MTF) yang bertugas di Port of Beirut, serta mengunjungi KRI Usman Harun yang turut 'bertugas' dalam misi perdamaian UNIFIL.
Kunjungan Menlu Retno ke misi perdamaian ini memiliki nilai tersendiri bagi Indonesia. Pertama, kunjungan ini menunjukkan komitmen dan dukungan Indonesia dalam memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Komitmen inilah yang menjadi kredensial yang selalu Indonesia dengungkan dalam pencalonan sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019 – 2020.
Selain itu, kunjungan ini adalah bentuk apresiasi serta penghargaan kepada pasukan penjaga perdamaian asal Indonesia yang saat ini berjumlah 2.700 personil dan tersebar di 9 misi perdamaian PBB.
UNIFIL menjadi misi perdamaian PBB dengan jumlah personil asal Indonesia terbesar, termasuk di dalamnya 48 orang personil perempuan. Selain UNIFIL, pasukan penjaga perdamaian asal Indonesia juga tersebar dalam UNAMID (Darfur, Sudan), MINUSCA (Republik Afrika Tengah), MONUSCO (Republik Demokratik Kongo), MINUSMA (Mali), MINURSO (Sahara Barat), MINUJUSTH (Haiti), UNMISS (Sudan Selatan), dan UNISFA (Abyei, Sudan).
"Sebagai informasi, saat ini kita menjadi 10 negara terbesar penyumbang pasukan perdamaian terbesar untuk PBB, hal ini sesuai dengan visi Indonesia untuk mengirimkan 4000 personil penjaga perdamaian pada tahun 2019" ungkap Direktur KIPS.
Pasukan penjaga perdamaian asal Indonesia di UNIFIL memiliki reputasi yang membanggakan, Kontingen Garuda meraih penghargaan pada tahun 2010, 2014 dan 2015 atas upayanya dalam mencegah kekerasan dan berbagai kegiatan sosial pada masyarakat sekitar.
Menlu Retno juga dijadwalkan untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Lebanon, Gebran Bassil sebelum bertolak menuju Kabul, Afghanistan untuk mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kala menghadiri konferensi perdamaian Kabul Peace Process.
Kehadiran Wapres RI dalam konferensi ini atas undangan dari Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani. Hal ini merupakan suatu bentuk dukungan Indonesia dalam upaya pembangunan perdamaian secara inklusif di Afghanistan. (Kemlu)
Guna meningkatkan minat investasi pengusaha Amerika Serikat ke Indonesia, Direktorat Amerika I, Kementerian Luar Negeri, bekerja sama dengan KJRI New York, telah menyelenggarakan “Seminar Investasi Nasional “How to Attract Investors from US Investors Perspective" di Hotel Borobudur Jakarta (22/2). Seminar dihadiri 16 orang investor Amerika Serikat, unsur pemerintah Indonesia terkait, serta perwakilan berbagai asosiasi dagang dan pengusaha di dalam negeri, termasuk Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).
Secara khusus, Seminar diselenggarakan untuk menggali pandangan preferensi investor AS atas sektor-sektor investasi di Indonesia serta tukar pikiran pengalaman langsung berinvestasi di Indonesia, termasuk dari segi regulasi. Seminar diharapkan dapat tingkatkan kepercayaan dan minat investor AS untuk tingkatkan penanaman modal di sektor yang menjadi prioritas nasional, seperti infrastruktur.
Dalam pembukaan,ActingDirektur Jenderal Amerika dan Eropa, Ratu Silvy Gayatri menyampaikan bahwa saat ini Indonesia telah memperoleh predikat “Investment Grade" dari tiga lembaga pemeringkat internasional dan melakukan lompatan signifikan dalam Indeks Kemudahan Berbisnis dari urutan ke-114 pada tahun 2015 menjadi ke-72 di tahun 2017. Hal tersebut didukung situasi kondusif politik dan keamanan dalam negeri dan upaya terus-menerus dari pemerintah untuk menyediakan kerangka hukum yang ramah investasi.
Selain Seminar, ke-16 investor AS juga melakukan kunjungan ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Bali, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Investor asal AS sampaikan komitmen untuk membantu program prioritas pembangunan di berbagai daerah. Dalam pertemuan dengan Gubernur D.I. Yogyakarta, misalnya, investor AS sampaikan ketertarikan untuk terlibat dalam proyek pembangunan rumah sakit berstandar internasional dan fasilitas layanan kesehatan lainnya.
Penguatan hubungan ekonomi bilateral, termasuk investasi dinyatakan oleh kedua kepala negara saat kunjungan Presiden RI, Joko Widodo, pada Oktober 2015 lalu. Komitmen tersebut kembali diperkuat pada saat kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence ke Indonesia, bulan April 2017.
Seminar dan rangkaian kunjungan investor AS selama di Indonesia diselenggarakan sebagai persiapan penyelenggaraan “Roadmap on Trade, Tourism, and Investment" yang akan diselenggarakan di New York, AS, pada bulan Agustus 2018. (Kemlu)