Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan mengadakan kunjungan ke Libanon pada tanggal 24 Februari mendatang. Kunjungan tersebut secara khusus dilakukan untuk menemui Pasukan Indonesia yang bertugas sebagai Kontingen Garuda yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB, United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL). Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri RI, Grata Endah Werdaningtyas dalam konferensi persnya di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis (22/2).
“ Ibu Menteri direncanakan akan berangkat pada tanggal 24 Insya Allah dan akan tiba tanggal 25 pagi hari di Libanon. Kunjungan Ibu Menteri akan difokuskan untuk mengunjungi UNIFIL akan difokuskan di dua area, mengingat pasukan kita sebarannya ada di dua. Satu batalyon infanteri yang bekerja di Indobatt yang di daerah yang namanya Adit Alqusayr dan ke lokasi di bawah Maritime Task Force di Port of Beirut “.
Grata menambahkan kunjungan Menteri Luar Negeri Indonesia ke Lebanon merupakan bentuk apresiasinya terhadap pasukan Indonesia yang tergabung dalam UNIFIL. Dalam kunjungannya Menteri Luar Negeri akan mengadakan serangkaian diskusi dan dialog dengan personel pasukan Indonesia, untuk mengetahui lebih jauh tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh Kontingen Garuda. Grata juga berpendapat kunjungan Menlu Retno ke UNIFIL memiliki nilai tersendiri bagi Indonesia. Pertama, kunjungan ini menunjukkan komitmen dan dukungan Indonesia terhadap upaya perdamaian di Lebanon. Selain itu, kunjungan ini akan memiliki dampak positif bagi Indonesia berkaitan dengan pencalonannya sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB peridode 2019-2020. (voi/Rezha)
Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Djauhari Oratmangun yang baru saja dilantik pada Selasa (20/2) mengatakan peningkatan wisatawan Tiongkok ke Indonesia menjadi salah satu prioritas utamanya. Djauhari menuturkan dia memiliki sebuah strategi khusus untuk mencapai hal tersebut, yang dia sebut sebagai strategi 5 S. Hal tersebut ia sampaikan kepada awak media di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis.
“ Satu, sun, disana kan matahari susah, kita punya matahari. Kedua sea, disana kan jauh banget, kita kan punya laut. Yang ketiga sand, pasir, beach, yang keempat orang Indonesia kan smile, kan mereka kalau ketemu orang yang smile faces kan senang, yang kelima service, jadi 5s. Jadi selain keindahan alam dan lain –lain, budaya “.
Djauhari Oratmangun menambahkan, strategi serupa sebelumnya telah ia gunakan di Rusia ketika masih menjadi Duta Besar untuk Rusia. Sejauh ini kunjungan turis dari Tiongkok ke Indonesia mencapai sekitar dua juta orang pada tahun 2017 dan ditargetkan pada tahun 2018 jumlah tersebut akan meningkat 20%. Menurut pengamatan Djauhari Oratmangun, tujuan wisata turis Tiongkok biasanya Jakarta, Bali, dan Manado di Sulawesi Utara. Ia menambahkan saat ini sedang dirancang penerbangan langsung dari Tiongkok ke Medan, Sumatra Utara dan Padang, Sumatra Barat. (voi/Rezha)
Pada Selasa (22/2) delegasi dari Myanmar yang terdiri dari pemuka masyarakat muslim dan komunitas di Rakhine State bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI. Delegasi berada di Indonesia pada 20-27 Februari 2018. Selain ke Jakarta, rombongan juga akan melakukan kunjungan ke Ambon.
Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada para pemimpin masyarakat Myanmar melihat keberagaman kehidupan beragama dan etnis di Indonesia. Secara lebih spesifik, para pemuka masyarakat Rakhine ini diharapkan dapat belajar mengenai pengalaman Indonesia dalam menghadapi konflik etnik maupun konflik sektarian.
Pengalaman ini bertujuan untuk dapat membangkitkan kesadaran bahwa hubungan yang memburuk antar etnis dapat kembali diperbaiki setelah terjadinya konflik dan kekerasan. Di samping itu, kunjungan ini juga diharapkan dapat memunculkan ide-ide dan cara untuk memperbaiki situasi di Rakhine State.
Delegasi Myanmar terdiri dari 10 orang pemuka masyarakat dimana 5 dari masyarakat Rakhine dan 5 dari masyarakat Muslim dari bagian utara Rakhine State. Mereka berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, berbagai kelompok usia, dan profesi yang berbeda.
Tahun 2017, untuk pertama kalinya, Indonesia juga menyelenggarakanInterfaith-Dialogue dengan Myanmar. Interfaith Dialogue ditujukan juga untuk bertukar pengalaman bagaimana di negara majemuk seperti Indonesia, harmoni masyarakat dapat tetap terpelihara. /Sekar/Press Release Kemlu
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bekerja sama dengan Pemerintah Bulgaria meningkatkan kerja sama dalam bidang energi mix. Langkah tersebut dilakukan untuk dapat meningkatkan bauran energi terbarukan di Indonesia sebesar 23 persen pada 2025 mendatang. Dengan demikian, pada 2025, kapasitas terpasang pembangkit energi terbarukan di Indonesia 45.000 megawatt.
Saat ini, kapasitas terpasang 7.500 megawatt. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan di Jakarta, Kamis (22/2) menjelaskan, kerja sama Sustainable Off-grid Electrification tersebut adalah meningkatkan energi listrik berbasis surya yang dapat digabungkan dan dicampur dengan energi listrik lainnya. Berbasis tenaga surya, nantinya proyek- proyek ke depan akan menggunakan tenaga surya sebagai tambahan atau peralihan dari energi primer. rol.22.2’18.mar