Akbar

Akbar

15
May

 

VOInews.id- Jutaan pemilih mulai mendatangi tempat pemungutan suara di Thailand dengan dimulainya pemilihan umum pada Minggu pukul 8 pagi waktu setempat. Sekitar 52 juta pemilih yang memenuhi syarat akan memilih anggota baru Dewan Perwakilan Rakyat dengan 500 kursi untuk empat tahun ke depan. Partai utama, termasuk Pheu Thai, Partai Pergerakan Maju (MFP), Partai Bangsa Thai Bersatu (UTN), Partai Demokrat, Partai Palang Pracharath (PPRP) dan Partai Bhumjaithai akan bersaing mendapatkan kursi.

Lingkungan politik Thailand sering terbagi menjadi dua kubu: mereka yang mendukung pembentukan militer dan mereka yang mendukung demokrasi lebih luas serta kebebasan sipil. Prayuth Chan-ocha, seorang tentara Angkatan Bersenjata Kerajaan yang pensiun, mendapatkan kekuasaan melalui kudeta militer pada Mei 2014, menggulingkan pemerintah terpilih secara demokratis Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.

Dia memimpin junta militer hingga 2019 ketika ia menjadi perdana menteri dalam pemerintahan sipil ditunjuk oleh anggota militer pilihan junta. Ia tetap berkuasa sejak itu, menjadikannya salah satu perdana menteri terlama di Thailand.

Pemilihan memberikan kesempatan bagi kelompok oposisi untuk menantang cengkeraman Prayuth pada kekuasaan. Partai oposisi Pheu Thai, salah satu partai politik paling populer yang memenangi lima pemilihan umum sebelum digulingkan dalam kudeta memimpin dalam sebagian besar jajak pendapat dengan basis dukungan yang kuat di wilayah pedesaan dan pemilih golongan pekerja. Ada juga partai yang muncul dari aksi protes pro demokrasi pada 2020, Partai Pergerakan Maju (MFP) yang secara cepat mendapat dukungan diantara pemilih pemuda dan aktivis pro demokrasi, dianggap sebagai salah satu pesaing utama, menurut jajak pendapat.

Sekitar 6.679 calon memperebutkan 500 kursi di parlemen sementara 63, termasuk sembilan wanita, dinominasikan oleh 43 partai untuk jabatan perdana menteri, menurut Thai PBS World. Pemberian suara akan berakhir pada pukul 5 sore dengan hasil awal dijadwalkan diumumkan pada Minggu malam.

 

Sumber: Anadolu

15
May

 

VOInews.id- Kementerian Pertahanan Rusia pada Minggu mengatakan bahwa pasukan Ukraina melakukan "upaya massal" untuk menjebol pertahanan mereka di kota timur Bakhmut selama 24 jam terakhir, saat tekanan terhadap pasukannya terus meningkat. Lewat konferensi pers, Kemenhan menyebutkan Ukraina melancarkan serangan di utara dan selatan kota Bakhmut, namun mereka gagal menerobos pertahanan Rusia.

"Semua serangan dari unit pasukan bersenjata Ukraina berhasil dipukul mundur," katanya. Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen laporan Rusia. Tidak ada pihak yang dapat mengendalikan Bakhmut secara menyeluruh, meski pertempuran selama berbulan-bulan telah menelan kerugian yang besar dari kedua belah pihak. Moskow pada Jumat mengakui bahwa pasukannya telah mundur dari utara kota Bakhmut di tengah derasnya gempuran Ukraina. Namun, Kiev berupaya mengesampingkan perkiraan bahwa serangan balasan besar-besaran yang telah lama direncanakan telah resmi dimulai.

 

Sumber: Reuters

15
May

 

VOInews.id- Para menteri kesehatan dari negara-negara besar Kelompok Tujuh (G7) pada Minggu menyatakan bahwa mereka akan memperkuat kerja sama untuk menjamin pasokan vaksin dan obat-obatan yang cepat berdasarkan pengalaman dari pandemi COVID-19. Para menteri G7 menyetujui satu pernyataan bersama untuk mengakhiri pertemuan dua hari di Kota Nagasaki, Jepang. Mereka menyerukan kerangka kerja internasionak untuk menangani krisis kesehatan masyarakat di masa mendatang.

"Kami sepakat bahwa setiap negara akan segera membangun sistem untuk meningkatkan akses ke produk farmasi," kata Katsunobu Kato yang memimpin pertemuan di Nagasaki, saat konferensi pers. "Kami akan mengerjakan poin-poin sebelum KTT G7 mendatang di Hiroshima untuk membuat pondasi kerja sama internasional," ucap Kato.

Dalam pernyataan bersama disebutkan bahwa adanya kesenjangan pasokan vaksin dan obat COVID-19 antara negara maju dan negara berkembang. Penyataan itu juga menyerukan bantuan bagi negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah untuk memastikan pendistribusian produk farmasi yang cepat dan merata.

 

antara

15
May

 

VOInews.id- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berkomitmen untuk mewujudkan target rasio kewirausahaan 3,95 persen dengan menciptakan satu juta wirausaha baru hingga 2024, sebagaimana amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam keterangan tertulis di Jakarta, mengatakan, target tersebut dapat tercapai melalui kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah yakni pusat memiliki tanggung jawab untuk mencetak 600 ribu wirausaha baru, sedangkan 400 ribu sisanya menjadi tugas bagi daerah.

"Hingga akhir 2022, kami sudah mencetak 392.847 wirausaha baru lewat berbagai strategi yang dirancang oleh KemenKopUKM, mulai dari program inkubasi usaha, digitalisasi KUMKM, konsultasi bisnis dan pendampingan, kegiatan pengembangan kewirausahaan di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT), hingga pendataan lengkap di masing-masing daerah," kata Teten. Sepanjang 2022 KemenKopUKM melakukan 36 kegiatan pengembangan kewirausahaan, baik yang dilakukan untuk calon wirausaha, wirausaha pemula dan wirausaha mapan.

Dari kegiatan yang telah dilakukan tersebut, KemenKopUKM berhasil melakukan pendampingan kepada 36.821 wirausaha, dengan rincian sebanyak 17.790 merupakan calon wirausaha, 16.144 wirausaha pemula, dan 2.887 wirausaha mapan. “Untuk pengembangan kewirausahaan tahun ini, kami akan mengagendakan berbagai kegiatan untuk mengulang sukses di 2022, dengan beragam inovasi yang kami harapkan dapat lebih banyak menghasilkan wirausaha baru yang berkualitas,” ujar Teten.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengatakan, pada tahun ini pihaknya telah mengagendakan inkubasi usaha bagi 100 hingga 120 perusahaan rintisan (startup) yang dilakukan di delapan lembaga inkubator. Kedelapan lembaga inkubator tersebut antara lain Badan Riset dan Inovasi Daerah NTB, INBIS-Universitas Syiah Kuala, Badan Pengembangan Riset Inovasi Universitas Sumatera Utara (USU), Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis Institut Teknologi Indonesia (PI2B-ITI), Lembaga Inkubator Bisnis Bali, LPPM UNNES, STIA-LAN Bandung, Lembaga Inkubator Universitas Trilogi.

 

antara