(voinews.id)Presiden Sri Lanka yang digulingkan, Gotabaya Rajapaksa, bisa memasuki Thailand berdasarkan permintaan pemerintah negaranya, tetapi masa tinggalnya di sana akan bersifat sementara.
Direktur Jenderal Departemen Penerangan dan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Tanee Sangrat mengatakan bahwa pertimbangan untuk mengizinkan Gotabaya masuk didasarkan pada hubungan baik dan lama antara kedua negara.
“Sebagai pemegang paspor diplomatik Sri Lanka, mantan presiden (Gotabaya) dapat masuk ke Thailand tanpa visa untuk jangka waktu 90 hari, sesuai dengan Perjanjian 2013 tentang Pembebasan Visa antara Thailand dan Sri Lanka," ujar dia dalam sebuah pernyataan, Rabu.
“Masa tinggalnya bersifat sementara dengan tujuan perjalanan selanjutnya. Tidak ada suaka politik yang dicari,” kata Sangrat, saat dimintai komentar terkait laporan kepindahan Gotabaya ke Thailand dari Singapura.
Baca juga: Singapura perpanjang masa tinggal eks presiden Sri Lanka Rajapaksa
Namun, dia tidak mengungkapkan kapan Gotabaya akan memasuki kerajaan itu, tetapi media telah melaporkan bahwa dia diperkirakan akan tiba di Thailand pada Kamis (11/8).
Thailand akan menjadi negara Asia Tenggara kedua tempat berlindung sementara bagi Gotabaya.
Dia melarikan diri dari Sri Lanka menuju Singapura melalui Maladewa pada Juli lalu, di tengah protes massal atas krisis ekonomi terburuk negara itu dalam tujuh dekade.
Bulan lalu, Kementerian Luar Negeri Singapura mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi bahwa Gotabaya telah diizinkan masuk ke Singapura dalam "kunjungan pribadi".
Juru bicara Kemlu Singapura mengatakan Gotabaya tidak pernah meminta suaka atau diberikan suaka.
Sumber: OANA/Bernama antara
(voinews.id)
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengajak insan muda PLN maupun masyarakat untuk bisa mengembangkan inovasi dalam teknologi karena migrasi energi membutuhkan pengembangan teknologi maupun alat yang bisa mengadaptasi perubahan tersebut.
Selain itu, PLN juga melakukan electrifying marinedengan penyediaan fasilitas listrik di pelabuhan. "Ini sudah kami lakukan di daerah-daerah perikanan laut, misalnya di kepulauan Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan lainnya. Kapal-kapal yang sandar tidak lagi bakar solar, hanya pakai listrik yang sangat irit," jelas Darmawan.
(voinews.id)Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana bertolak untuk melakukan kunjungan kerja, salah satunya untuk meninjau kebun kelapa genjah, di Jawa Tengah.
Pesawat Kepresidenan Indonesia-1, melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Kamis, sekitar pukul 07.30 WIB terbang ke Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo, Kabupaten Boyolali.
Presiden dan rombongan akan langsung menuju Desa Giriroto meninjau pengembangan kelapa genjah sekaligus melakukan penanaman kelapa genjah dan tanaman sela bersama para petani.
Presiden juga akan melakukan kegiatan serupa di Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo.
Ikut dampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, dan Deputi Bidang Pers, dan Media Bey Machmudin.
antara
(voinews.id)Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan kemenangan dalam pertempuran melawan COVID-19, kata kantor berita negara Korut, KCNA,
Sejalan dengan itu, seperti yang dilaporkan KCNA, Kim Jong Un memerintahkan aturan-aturan ketat menyangkut penanganan COVID, yang diberlakukan pada Mei, dicabut.
Sambil mencabut aturan ketat anti COVID, Kim mengatakan Korut harus "meningkatkan upaya menghadang pandemi sampai krisis kesehatan global berakhir", kata KCNA.
Beberapa analis mengatakan pernyataan kemenangan itu bisa menjadi awal untuk memulihkan perdagangan, yang sebelumnya terhalang karena penutupan perbatasan saat penguncian wilayah serta berbagai pembatasan lainnya.
Para pengamat juga mengatakan pernyataan tersebut juga mungkin membuka peluang bagi Korut untuk melakukan pengujian senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Tingkat kematian akibat COVID-19 di Korut, yakni sebanyak 74 orang, merupakan "keajaiban yang belum pernah terjadi sebelumnya" jika dibandingkan dengan negara-negara lain, kata KCNA yang mengutip seorang pejabat.
Korut sejauh ini belum mengungkapkan berapa banyak dugaan kasus virus corona yang ditemukan.
Namun sejak 29 Juli, negara itu melaporkan bahwa tidak ada dugaan kasus baru yang muncul.
Laporan itu mengemuka di tengah pernyataan dari berbagai organisasi bantuan internasional bahwa Korut menghadapi keterbatasan kemampuan melancarkan pengujian COVID-19.
Korut sebelumnya melaporkan jumlah orang yang mengalami gejala demam, namun tidak menyebut kasus tersebut sebagai COVID.
Kasus harian gejala demam itu mencapai puncaknya pada 15 Mei, yaitu 392.920 orang, sehingga para pakar memperingatkan soal krisis yang tak terhindarkan.
WHO meragukan pernyataan Korut soal kemenangan atas pandemi.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk kesehatan dunia itu pada Juli mengatakan pihaknya meyakini bahwa situasi pandemi di Korut semakin buruk, bukan membaik, di tengah ketiadaan data independen.
Kim Yo Jong, adik perempuan Kim Jong Un, mengatakan kakaknya itu juga pernah mengalami gejala demam.
Kim Yo Jong menuding brosur-brosur yang mengalir dari Korea Selatan sebagai penyebab wabah tersebut, menurut laporan KCNA.
Sumber: Reuters