Anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI Sukamta meminta pemerintah mengevaluasi skenario penanggulangan COVID-19 yang telah berjalan dan segera membuat opsi skenario yang lebih tepat untuk menekan penyebaran virus tersebut salah satunya adalah langkah isolasi atau "lockdown". Sukamta dalam keterangannya di Jakarta, Jumat mengatakan, Opsi ‘lockdown’ yang di dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan disebut karantina wilayah bisa menjadi pilihan karena saat ini di banyak daerah muncul pasien-pasien positif COVID-19 karena pergerakan masyarakat antar-wilayah masih terus terjadi.
Hal itu dikatakannya terkait tren bertambahnya jumlah pasien positif terinfeksi COVID-19, data per-hari Kamis (26/3) menjadi 893 orang dan juga menyebar ke 24 provinsi di Indonesia. Sukamta menilai Pemerintah jangan menutup opsi "lockdown" karena bisa saja menjadi cara paling efektif mengatasi penyebaran COVID-19, dan di beberapa negara opsi tersebut sudah dilakukan termasuk Singapura dan Malaysia.Karena itu dia menilai sangat penting bagi pemerintah untuk transparan terhadap skenario yang akan dilakukan dalam penanggulangan COVID-19. (ant.)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sampai hari Jumat (27/3), Italia menjadi negara dengan jumlah kematian tertinggi akibat infeksi virus corona. Dari data yang dihimpun WHO, tercatat kasus virus corona di 199 kawasan dan negara di dunia sudah mencapai 465.915 orang. Sedangkan korban meninggal tercatat sebanyak 21.031.
Jumlah kasus infeksi terbanyak penyakit Covid-19 terjadi di Tiongkok, yakni mencapai 81.961 orang. Sebanyak 3.293 orang meninggal. Sedangkan di Italia terdapat 74.386 kasus virus corona. Dari jumlah tersebut, 7.505 orang meninggal. WHO mencatat ada 63.570 kasus virus corona di Amerika Serikat, dengan 884 kematian. (CNN)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan sampai Maret masih dalam kondisi terjaga dengan intermediasi sektor itu masih membukukan kinerja positif dan profil risiko ind ustrinya tetap terkendali meski perekonomian tertekan akibat merebaknya virus corona di banyak negara.Otoritas Jasa Keuangan sejak Februari lalu juga telah mengeluarkan berbagai kebijakan stimulus perekonomian di sektor perbankan, pasar modal dan industri keuangan non bank yang diharapkan menjadi countercyclical dampak penyebaran virus corona sehingga bisa mendorong optimalisasi kinerja industri jasa keuangan khususnya fungsi intermediasi, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Otoritas Jasa Keuangan dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat menyatakan, OJK senantiasa memantau perkembangan ekonomi global yang sangat dinamis dan berupaya untuk terus memitigasi potensi risiko yang ada terhadap kinerja sektor jasa keuangan domestik. Dijelaskan, kondisi perekonomian global diperkirakan akan terkontraksi cukup dalam pada semester I-2020 dan mulai kembali pulih pada semester II-2020 seiring dengan wabah virus corona yang terus meningkat, khususnya di luar Tiongkok. Namun demikian, pulihnya perekonomian global akan sangat bergantung pada berakhirnya wabah virus corona di tataran global. (ant.)
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan pelaksanaan tes cepat untuk mendeteksi kondisi antibodi terkait wabah COVID-19 bisa dilakukan dengan mendatangi masyarakat dari rumah ke rumah oleh petugas medis, sehingga menghindari kegiatan dengan kerumunan orang banyak.
Wapres Ma'ruf Amin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat mengatakan, tentang bagaimana itu tes-tes dilakukan, bisa dengan berbagai cara, ada yang door to door, ada juga disediakan di tempat dengan jumlah terbatas, yang penting jangan sampai ada kerumunan orang banyak. (ant)