Daniel

Daniel

18
July

Sebagaimana ketika hendak bertemu dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menjelang pertemuan di Helsinki, Finlandia, pertemuan Donald Trump dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga didahului dengan tanda tanya. Sejumlah pengamat internasional menyangsikan kepastian pertemuan kedua pemimpin, tetapi juga apa yang akan dihasilkan dari pembicaraan Trump dan Putin. Mata duniapun menyaksikan, akhirnya Donald Trump bertemu dengan Vladimir Putin di Helsinki.

Dugaan mengenai hasil pertemuan terjawab dengan pernyataan kedua Presiden negara besar itu setelah mereka bertemu. Presiden Amerika Serikat menyatakan bahwa pertemuan empat mata dengan rekannya dari Rusia itu telah menjadi awal yang baik. Presiden Rusia kepada wartawan menyatakan  pertemuan dengan Trump telah menjadi ajang bernegosiasi. Menurut Putin, pembicaraan empat mata yang berlangsung selama dua jam dengan Trump telah berlangsung dengan atmosfer yang terbuka dan konstruktif. Jika Trump menyatakan bahwa pembicaraan di Helsinki merupakan awal yang baik, Putin mengemukakan hal yang lebih jauh dari itu, Putin menilai,diskusi telah itu sukses dan bermanfaat.

Dari penjelasan kedua pemimpin, pertemuan di Helsinki pada hari Senin, telah dapat dicatat sebagai ajang membicarakan tidak hanya hubungan bilateral, melainkan juga membahas isu regional dan internasional. Dalam perspektif bilateral, Putin dan Trump telah mencoba membicarakan hambatan bilateral baik politis maupun psikologis.  Baik Putin maupun Trump telah mengklarifikasi tudingan adanya intervensi Moskow atas pemilu Presiden yang dimenangkan oleh Trump. Di bidang ekonomi dibicarakan upaya meningkatkan hubungan yang sudah terjadi selama ini.

Mengenai masalah internasional Putin sebelum pertemuan menyatakan bahwa pertemuannya dengan Trump akan membicarakan masalah multinasional yang rumit. Satu yang mereka diskusikan adalah posisi keduanya terkait peran Iran, khususnya dalam masalah uji coba dan produksi nuklir.

Pertanyaannya apakah pertemuan Pemimpin Amerika Serikat dan Rusia akan memberikan dampak signifikan dalam konteks hubungan hubungan regional dan internasional ? Dalam pernyataan yang dibalut retorika diplomatik, baik Putin maupun Trump telah menunjukkan sinyal positif. Dapat kiranya dikatakan bahwa pertemuan Donald Trump dan Vladimir Putin, merupakan awal yang baik. Terutama bagi terjalinnya hubungan baik di antara kedua negara, yang memburuk khususnya sejak aneksasi semenanjung Krimea oleh Rusia pada tahun 2014. 

19
July

Kelompok Swadaya Masyarakat Laskar Hijau Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan ujicoba pengolahan sampah organik menggunakan bantuan cacing pengurai.

Penggerak Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Laskar Hijau, Arie Kurniadi kepada kantor berita Antara di Muntok, Minggu mengatakan, ujicoba sudah dilakukan beberapa bulan terakhir dan hasilnya cukup menggembirakan. Mereka mengharapkan ke depan pola ramah lingkungan ini bisa dikembangkan warga dan kelompok lain agar sampah organik bisa dikendalikan bersama-sama.

Menurut Arie Kurniadi, pola penguraian sampah organik menggunakan cacing pengurai sudah dilakukan di beberapa lokasi di Pulau Jawa, dan sudah terbukti mampu mengendalikan penumpukan sampah rumah tangga. Selain mampu mengurai sampah organik dengan cepat, kotoran cacing yang dihasilkan juga memiliki nilai ekonomi tinggi karena dimanfaatkan sebagai kompos organik.

Arie Kurniadi mengungkapkan, mereka akan mencoba mengembangkan pengolahan sampah organik dalam skala lebih besar. Sampah didapat dari anggota KSM Laskar Hijau yang saat ini berjumlah sekitar 350 rumah tangga. Dari 350 rumah tangga yang terdaftar, KSM Laskar Hijau berhasil mengendalikan kurang lebih 0,6 ton sampah rumah tangga per hari.

Pada awalnya, gerakan swadaya yang berdiri pada awal 10 Januari 2018 tersebut beranggotakan sekitar 100 rumah tangga di wilayah Kelurahan Sungaidaeng, Muntok. Namun saat ini terus berkembang hingga 350 anggota yang tersebar di Kelurahan Sungaidaeng, Sungaibaru, Tanjung, Airbelo dan Belolaut.

Arie optimistis, pola pengendalian sampah yang dikembangkan akan membawa dampak dalam pelestarian lingkungan sekaligus memberi manfaat positif bagi kesejahteraan masyarakat. Dikatakannya, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Laskar Hijau menargetkan selain bisa mengendalikan sampah secara mandiri, ke depan juga bisa memberi andil dalam pengembangan agrowisata yang edukatif dan sehat.

17
July

 

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyambut kunjungan kehormatan dari Wakil Presiden Gambia Ousaino Darboe di Istana Wakil Presiden Jakarta, Senin. Mereka membahas persiapan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) 2019. Gambia, selaku tuan rumah KTT OKI 2019 yang rencananya digelar November, meminta bantuan Indonesia dalam bidang keprotokoleran. Hal itu dikatakan Wapres Darboe kepada wartawan di Istana Wapres Jakarta, Senin siang. Wapres Darboe terkagum dengan protokoler dan pelayanan keamanan Pemerintah Indonesia sejak ketibaannya di Jakarta, Minggu (15/7).Sementara itu Wapres Kalla mengatakan selain menyampaikan undangan untuk menghadiri KTT OKI di Gambia tahun depan, pertemuan tersebut juga membahas mengenai peningkatan hubungan bilateral Indonesia dan Gambia. Antara

17
July

 

Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Jusuf Kalla menerima kunjungan bilateral Wakil Presiden Republik Gambia A.N.M Ousaino Darboe di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin, 16 Juli. Dalam pertemuan tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. Tujuan kunjungan Wakil Presiden Darboe ke Indonesia adalah mengundang Indonesia untuk hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) yang akan dilaksanakan pada November tahun depan di Gambia. Selain itu, menurut Menteri Retno Marsudi, Indonesia akan membantu Gambia mempersiapkan KTT-OKI melalui pelatihan protokoler dan pengembangan kapasitas personel kepolisian.

‘’Jadi tim kita yang akan ke Gambia membantu mereka adalah untuk melakukan assesment dari keprotokolan, mungkin dari Kementerian Luar Negeri. Yang kedua mungkin dari Kepolisian akan melakukan assesment mengenai kebutuhan capacity building untuk Kepolisian’’.

Menteri Retno Marsudi menambahkan, pertemuan tersebut juga membahas peningkatan kerjasama dalam bidang pendidikan, pertanian, dan perdagangan. Selain itu, Indonesia juga meminta kepada Gambia yang juga anggota Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) untuk mendukung proposal Persetujuan Preferensi Perdagangan (PTA) sebagai upaya untuk mendorong kinerja ekspor Indonesia ke wilayah barat Afrika. Salah satu produk yang akan jadi faktor peningkatan kinerja ekspor ke wilayah barat Afrika adalah Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit. (VOI/Rezha)