Presiden Joko Widodo menyiapkan program perlindungan sosial bagi para pekerja di sektor pariwisata yang terdampak pandemi COVID-19. Langkahpertama adalah memastikan program perlindungan sosial ada dan sampai kepada sasaran. Presiden Joko Widodo menyampaikan hal tersebut di Istana Merdeka Jakarta, Kamis saat memimpin rapat terbatas dengan tema "Mitigasi Dampak Covid-19 Terhadap Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif" melalui video. Rapat dihadiri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, para menteri kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga lainnya.
Menurut Presiden, dampak yang paling berat dirasakan oleh dunia pariwisata antara lain hotel, restoran, maupun yang menyangkut rakyat yaitu barang-barang kerajinan yang dijajakan di hotel maupun restoran. Langkah kedua adalah realokasi anggaran Kementerian Pariwisata harus terus diarahkan ke program padat karya bagi pekerja di bidang pariwisata. Langkah ketiga adalah penyiapan stimulus ekonomi bagi pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif agar tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja besar-besaran. (antara)
Presiden Joko Widodo memperkirakan sektor pariwisata akan mengalami booming pada 2021 setelah wabah Virus Corona baru atau COVID-19 berlalu. Presiden Jokowi dalam Rapat Terbatas melalui konferensi virtual dengan topik Mitigasi Dampak COVID-19 Terhadap Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dari Istana Merdeka Jakarta, Kamis, mengatakan ia memperkirakan pada 2021 semua orang ingin keluar dan semua orang ingin menikmati keindahan. Terlebih setelah mereka harus lebih banyak tinggal di rumah untuk menekan penyebaran wabah Corona pada bulan-bulan sebelumnya.
Oleh karena itu, ia mengajak para pelaku dan industri pariwisata untuk tetap optimistis. Menurut presiden, booming pada sektor pariwisata harus mulai dipersiapkan dan dimanfaatkan dengan baik. Ia ingin memastikan penyaluran stimulus ekonomi bagi pelaku usaha di sektor pariwisata berjalan dengan baik agar mereka bisa bertahan dan tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran. (antara)
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya menjaga pasar-pasar tujuan ekspor para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) agar tetap melanjutkan pemesanannya dari Indonesia. Salah satu sektor yang mempunyai orientasi ekspor dan masih berpotensi memiliki ceruk yang besar, yakni furnitur dan kerajinan. Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih lewat keterangannya di Jakarta, Kamis mengatakan, pihaknya akan menugaskan petugas Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (Indonesian Trade Promotion Center/ITPC) dan atase perdagangan untuk memberikan pengumuman kepada para pembeli yang mengimpor furnitur dan craft dari Indonesia agar ordernya tidak dibatalkan. Gati menyampaikan, di tengah pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar di sejumlah wilayah, pihaknya akan mengawal pengusaha kecil menengah furnitur dan kerajinan agar tetap produktif hingga lancar proses pengapalan produknya. (antara)
Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pandemi COVID-19 menghentikan pertumbuhan ekonomi di Asia pada tahun 2020 ini. Krisis akibat virus COVID-19 telah berdampak pada sektor jasa dan ekspor di kawasan Asia.
Direktur IMF untuk Asia dan Pasifik, Changyong Rhee, seperti dikutip Reuters, Kamis (16/4) mengatakan, pertumbuhan ekonomi Asia tahun ini akan terhenti untuk pertama kalinya dalam 60 tahun karena krisis pandemi COVID-19. Menurut Changyong Rhee dampak dari pandemi ini pada Asia-Pasifik akan sangat parah dan belum pernah terjadi sebelumnya. (rri)