Dalam bahasa Sunda, bubuy berarti memasak dalam bara sekam. Jadi bubuy hayam atau bubuy ayam adalah ayam yang dimasak dalam bara sekam selama enam jam. Kunci dari cita rasa bubuy ayam ini terletak pada rempah-rempah dan bumbu-bumbunya. Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, cabai, kunyit, dan kemiri, semuanya itu ditumbuk halus dan dicampur dengan telur ayam kampung agar menambah cita rasa. Kemudian sebagian bumbu halus tersebut dibalurkan ke kulit ayam agar meresap sempurna. Sisa bumbu tadi ditambah daun kemangi, lengkuas dan serai dan dimasukkan ke dalam perut ayam. Setelah itu ayam kemudian dibungkus dengan daun pisang yang berlapis-lapis agar pada waktu di masak dalam sekam isinya tidak bocor keluar. Ayam yang sudah dibungkus kemudian dimasak dengan cara dikubur dalam bara sekam selama 6 jam. Setelah 6 jam biasanya aroma bubuy hayam sudah tercium dan daging ayam sudah lunak. Bubuy ayam yang sudah masak biasanya diambil dengan menggunakan sendok semen, karena panasnya. Apabila hendak membeli bubuy hayam sebagai oleh-oleh, anda harus pesan dulu sehari sebelumnya. Untuk 1 ekor bubuy ayam anda cukup membayar Rp. 130.000, harga yang sepadan dengan bahan yang berkualitas dan pembuatannya yang terbilang rumit .
proses memasak dengan cara dibubuy ini selain membuat bumbu jadi lebih meresap, makanan juga jadi lebih menyehatkan. Sekam yang digunakan untuk mengubur ayam yang sudah dibungkus daun adalah gabah sisa panen padi dan serbuk kayu. Sekam sudah dijadikan abu terlebih dahulu agar panasnya bisa tersebar dengan merata. Pada waktu menghidangkan, bungkusan bubuy ayam diletakkan di atas nampan, daun pisang kemudian digunting dan dibuang bagian yang gosong. Bubuy ayam yang sudah matang ini, berwarna kuning dan dagingnya sangat lunak, bahkan kalau diambil tulangnya bisa langsung lepas. Biasanya bubuy hayam ini disuguhkan dengan nasi putih, lalapan timun, daun tespong dan tahu tempe goreng. Karena bubuy ayam ini tidak pedas maka dapat ditambahkan sambal dadak dan sambal tomat .
apabila anda sedang berada di Subang, anda harus mencoba bubuy ayam yang menjadi kuliner legendaris khas Subang ini. Selain bubuy ayam ini menyehatkan, rasanya juga dijamin membuat anda ketagihan . Pendengar demikian Pesona Indonesia hari ini, kita berjumpa lagi besok.
Hari Ini dalam Sejarah. Kami awali dengan peristiwa 24 November 1914, kelahiran Prof. Dr. (HC) H. Roeslan Abdulgani.
Roeslan Abdulgani adalah negarawan dan politisi Indonesia yang lahir di Surabaya, 24 November 1914. Sejak remaja Roeslan aktif dalam organisasi kepemudaan Indonesia Muda yang dianggap penjajah Belanda sebagai organisasi yang berbahaya. Setelah Indonesia merdeka ia terlibat dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya melawan tentara sekutu. Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, Roeslan Abdulgani pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan dan Menteri Luar Negeri. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, Roeslan Abdulgani pernah menjadi Duta Besar RI untuk PBB.
Beralih ke 24 November 1991, Kematian Freddie Mercury.
Freddie Mercury adalah seorang penyanyi-penulis lagu dan produser rekaman dan vokalis utama dari band rock Queen berkebangsaan Inggris. Dia dianggap sebagai salah satu dari penyanyi terbaik dalam sejarah musik populer. Ia dikenal atas kepribadian flamboyan di panggung dan jangkauan vokal empat-oktafnya. Mercury juga berada di posisi 18 dalam daftar 100 penyanyi terbaik yang pernah ada oleh majalah Rolling Stone pada tahun 2008, dan berada di posisi kedua di daftar pilihan pembaca Rolling Stone pada tahun 2011. Mercury digambarkan oleh situs web AllMusic sebagai "salah satu dari penampil rock terbaik sepanjang-masa," dengan "salah satu suara terbaik dalam segala jenis musik. Ia meninggal pada 24 November 1991, karena mengidap penyakit HIV/AIDs.
Kami akhiri Hari Ini dalam Sejarah dengan 24 November 2013, Iran menandatangani kesepakatan nuklir.
Iran dan negara-negara yang tergabung dalam kelompok P5+1, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia dan Jerman, pada 24 November 2013 di Jenewa, Swiss menandatangani perjanjian untuk menghentikan program nuklir Iran. Sebagai imbalannya Iran memperoleh keringanan sanksi ekonomi senilai lebih dari 7 miliar dolar Amerika atau lebih dari 94 triliun rupiah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim mengizinkan kepala daerah dan kantor wilayah Kementerian Agama untuk menentukan sendiri pembelajaran tatap muka di wilayahnya. Kebijakan tersebut mulai berlaku pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 atau mulai Januari 2021. Oleh sebab itu dia meminta sekolah-sekolah mempersiapkan hal itu dengan baik. Demikian dikatakan oleh Menteri Nadiem Makarim dalam Pengumuman Penyelenggaraan Pembelajaran Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19, Jumat (20/11). Dia juga mengatakan, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Pengumuman tersebut didasarkan pada keputusan bersama 4 menteri, yakni Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, serta Menteri Dalam Negeri.
Pengumuman Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut mungkin saja melegakan bagi siswa dan orang-tua siswa, terutama yang tinggal di daerah-daerah terpencil. Belajar secara daring selama pembatasan karena Pandemi Covid-19 merupakan tantangan tersendiri bagi mereka. Sinyal internet yang kurang baik, ketidakmampuan untuk membeli gawai sebagai alat utama belajar dari rumah dan kurangnya kemampuan orang-tua siswa untuk mendampingi putra-putri mereka saat belajar menjadi kendala. Disamping itu, anak-anak sudah mulai bosan di rumah.
Kendala dirasakan pula oleh para guru. Walaupun guru dan siswa mendapat bantuan pulsa dan wifi gratis dari pemerintah untuk belajar jarak jauh, namun tanpa gawai yang relatif masih mahal harganya, sulit bagi guru untuk menjangkau siswa. Sering diberitakan di media ada guru-guru yang rela berjalan jauh menghampiri siswanya yang kurang mampu agar bisa belajar dengan tatap muka, karena siswa tak punya gawai.
Di sisi lain pengumuman dimulainya pembelajaran dengan tatap muka juga disambut dengan kekhawatiran di kalangan pendidik, ahli epidemiologi dan orang-tua siswa. Pasalnya, pandemi masih berlangsung di Indonesia dan belum ada tanda-tanda angka penularan menurun.
Pemerintah menetapkan pembelajaran tatap muka mulai 2021 pastilah didasari pertimbangan dengan memperhatikan fakta di lapangan. Kini tinggal bagaimana tindakan pemerintah untuk mendukung keputusan tersebut. Pemerintah pusat dapat membantu pemerintah daerah untuk memastikan infrastruktur yang memadai dalam menjalankan protokol kesehatan di sekolah. Sebelum sekolah dibuka harus dipastikan lingkungannya bersih, tersedia sarana air mengalir dan sabun untuk sering mencuci tangan. Pengawasan yang ketat dalam hal pemakaian masker dan menjaga jarak juga harus dilakukan.
Mengingat 2021 tidak lama lagi, sementara pandemi belum menunjukkan penurunan, maka pembelajaran tatap muka belum tentu dapat dilakukan seratus persen. Pemerintah daerah dapat mempertimbangkan untuk menyelenggarakan pembelajaran separuh tatap muka dan separuh secara daring. Yang penting pendidikan anak tidak tertinggal dan protokol kesehatan tetap dapat dijalankan.
Sebagai negara maritim, masyarakat Indonesia mengenal beragam metode penangkapan ikan. Ada yang memancing, menjala, menombak ikan hingga membuat lingkaran di laut. Metode dengan dengan cara membuat lingkaran ini merupakan tradisi suku Kei yang tinggal di Kabupaten Maluku dan Kota Tual. Tradisi turun temurun ini pun hingga kini masih dilestarikan oleh masyarakat setempat dan kini menjadi daya tarik wisata.
Wer Warat atau tarik tali adalah tradisi menangkap ikan dengan cara tradisional dari masyarakat suku Kei dengan memanfaatkan rotan yang dililitkan janur kuning kelapa. Rotan yang sudah dililit janur kuning kelapa akan dibentangkan di laut oleh kelompok warga, kemudian bentangan tersebut ditarik ke arah darat hingga membentuk lingkaran.
Dari lingkaran tersebut, warga membentuknya menjadi lingkaran kecil untuk mengarahkan ikan yang berada dalam lingkaran masuk kedalam satu tempat yang disebut sero yaitu tempat warga akan mengambil ikan.
ikan yang didapatkan dari Tradisi Wer Warat, akan dikumpulkan dan kemudian dibagi ke masyarakat yang hadir pada acara tersebut. Tradisi ini baru saja dilakukan oleh masyarakat Desa Wisata Soinrat , Kecamatan Kei Besar pada 12 dan 13 November kemarin di pulau Karodi. Masyarakat di Ohoi Soinrat sendiri telah mempersiapkan Wer Warat ini selama kurang lebih 3 minggu. Semua material yang digunakan pun merupakan bahan alami yang diperoleh dari hutan. Mulai dari rotan, kayu penyangga, bambu, tali hutan, dan lain-lain.