ofra voi

ofra voi

13
November

VOI PESONA INDONESIA 5 November lalu, ratusan ibu-ibu turun ke sungai Cimadur yang berada di sisi utara Kampung Ciusul, Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Lebak, Banten. Mereka melakukan mandi bersama untuk menjalankan tradisi Seren Taun Kasepuhan Ciusul, Citorek yang dilaksanakan satu tahun sekali. Mandi bersama yang dilakukan oleh kaum perempuan tersebut disebut tradisi Neres. Tradisi ini sudah berlangsung ratusan tahun dan terus dilestarikan hingga saat ini. Tidak hanya sebagai ritual semata, Tradisi ini juga menjadi daya tarik wisata di Kasepuhan Ciusul.

Tradisi Neres merupakan bagian dari rangkaian upacara Seren Taun yang digelar sebagai bentuk syukur setelah panen raya selesai. Neres adalah ritual yang dilakukan untuk menghilangkan penyakit yang merugikan, seperti menyebarnya wabah penyakit, paceklik, setiap menanam padi atau pepohonan yang hasilnya tidak bagus. Selain mandi, dalam Tradisi Neres, para perempuan juga membawa perkakas yang biasa dipakai sehari-hari untuk dibersihkan.  Mereka berasal dari kampung di dalam Kasepuhan Ciusul. Dalam tradisi Neres, tidak semua perempuan boleh ikut, ada syarat tertentu yang harus dipenuhi, di antaranya sedang tidak dalam masa haid. Menariknya, Tradisi Neres juga memakai unsur alam untuk mandi, misalnya, shampo menggunakan batang padi atau jerami yang dibakar.

Selain tradisi Neres, masyarakat Kasepuhan Ciusul punya beragam daya tarik wisata lainnya. Untuk wisata alam, ada pesona negeri di atas awan Gunung Luhur. Wisata budayanya pun sangat beragam. Untuk mengenal budaya setempat, anda bisa berkeliling kasepuhan. Waktu yang tepat untuk berkunjung ke Ciusul Citorek, adalah saat kasepuhan tengah menggelar panen raya dan seren taun. Saat itu wisatawan akan disuguhi berbagai atraksi budaya dan tradisi.

11
November

VOI PESONA INDONESIA Pesona batuan berlubang dengan pantai yang memiliki keindahan alam yang unik ini wajib anda kunjungi saat memilih berlibur ke daerah Sukabumi. Pantai Karang Hawu yang terletak di daerah Sukabumi Jawa Barat ini memiliki keindahan khas panorama alam yang unik dan eksotis. Pantai ini menjadi salah satu pantai yang terkenal di daerah Sukabumi dengan keindahan khas tebing yang menjorok ke laut. Selain itu pantai ini memiliki cerita mistis yang telah terkenal dan diakui oleh warga sekitar. Jika anda datang dan berlibur ke lokasi ini, anda akan disuguhkan pemandangan yang indah, berupa hamparan pasir yang lembut dengan warna kecoklatan, udara yang sejuk serta deburan ombak besar yang menghantam tebing semakin menambah pesona keindahan Pantai Karang Hawu ini.

Menurut cerita masyarakat sekitar, pantai ini diberi nama Karang Hawu karena terdapat lubang-lubang pada tebing atau batu karang sehingga akan tampak seperti tungku. “Hawu” yang dalam bahasa sunda berarti tungku. Karena itulah pantai ini dinamai dengan Karang Hawu. Selain itu, pantai ini juga terkenal dengan mitosnya yang konon katanya tebing yang menjorok ke laut itu merupakan singgah sana Nyai Roro Kidul sang Penguasa Laut Selatan. Konon masyarakat sekitar percaya bahwa pantai ini menjadi tempat favorit Sang Penguasa Laut Selatan. Panjang garis pantai ini mencapai 4 kilometer. Apabila anda berada pada puncak bukit, anda dapat menikmati pemandangan Pantai Karang Hawu dengan jelas. Panorama laut lepas hingga ombak besar yang menghantam batu karang menjadi pemandangan yang sangat indah disini. Anda juga dapat menyaksikan lubang-lubang yang terbentuk di pantai ini yang sekilas terlihat seperti tungku. Uniknya lagi di lokasi ini terdapat sebuah jembatan sederhana yang terbuat dari bambu, sehingga anda dapat berjalan melewati aliran air laut menuju ke bagian ujung karang yang satunya.

Berjalan-jalan menyusuri pantai dengan sesekali bermain dengan hantaman ombak. Atau bahkan duduk-duduk dengan santai sambil menikmati deburan ombak serta menikmati sinar matahari menjadi aktivitas yang menyenang di pantai ini. Walaupun terlihat jelas ombak di pantai ini cukup besar, namun anda jangan khawatir karena pada sisi yang berpasir ombak yang terbentuk akan semakin mengecil. Bagi anda yang suka berselancar tidak ada salahnya untuk mencobanya di lokasi ini. Kawasan ini juga menyediakan penyewaan surfing. Pantai ini terletak di Desa Cikakak Kecamatan Cisolok Kbupaten Sukabumi, Jawa Barat dan dekat dengan kawasan wisata Pelabuhan Ratu kurang lebih sekitar 16 kilometer dari Pasar Ikan Pelabuhan Ratu. Akses untuk menuju lokasi ini cukuplah mudah karena anda dapat menggunakan kendaraan umum maupun pribadi. Bagi anda yang menggunakan kendaraan umum, anda dapat naik bus atau anggkutan umum dari Terminal Pelabuhan Ratu dengan jarak tempuh kurang lebih 20 menit. Apabila anda menggunakan kendaraan pribadi, anda dapat menyesuaikan dengan rute kendaraan umum untuk menuju lokasi ini.


10
November

VOI KOMENTAR Hari ini, 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan, mengenang peristiwa heroik pertempuran di kota Surabaya antara pejuang kemerdekaan Indonesia melawan tentara sekutu.

Pengertian pahlawan bisa bersifat sangat luas. Bukan hanya berani berperang membela negara, namun seseorang yang memberi sumbangsih untuk membantu sesama juga bisa dianggap sebagai pahlawan.

Tahun ini, peringatan Hari Pahlawan berbeda dari sebelumnya. Hari Pahlawan diperingati di tengah keprihatinan merebaknya pandemi Covid-19. Korban berjatuhan, lebih dari 400 ribu orang tertular, dan lebih dari 14 ribu orang meninggal karena virus misterius tersebut.

Saat situasi darurat kesehatan seperti ini, baik petugas maupun relawan kesehatan menjadi pahlawan dalam perjuangan menyelamatkan bangsa dari pandemi Covid-19. Tanpa lelah mereka mengorbankan waktu, tenaga bahkan nyawa untuk menolong sesama. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat lebih dari 170 dokter dan perawat telah gugur dalam tugas menangani penyebaran Covid-19. Jasa para tenaga kesehatan ini semakin terasa dengan semakin banyaknya korban yang berjatuhan, sementara jumlah tenaga kesehatan sangat terbatas. Mereka rela bekerja lewat batas waktu dalam balutan alat pelindung diri selama berjam-jam. Mereka melakukan itu bukan karena alasan uang semata. Tanpa tanggung jawab, profesionalitas dan jiwa kemanusiaan yang tinggi sulit bagi mereka untuk berjuang menolong orang lain.

Namun, upaya tenaga kesehatan ini akan sia-sia tanpa dukungan dari masyarakat. Tenaga Kesehatan menyebut diri mereka garda terakhir melawan pandemi. Garda terdepan adalah masyarakat. Kerelaaan masyarakat untuk selalu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan merupakan dukungan besar untuk para tenaga kesehatan. Kesadaran masyarakat bahwa pandemi ini belum berakhir sangat penting. Kerelaan masyarakat untuk menahan diri tidak kumpul-kumpul dalam jumlah besar, untuk tidak bepergian jauh jika tidak penting dan menahan diri untuk tidak mengunjungi lansia secara fisik adalah sumbangsih terbesar dalam memutus rantai penularan Covid-19. Individu yang dengan sadar menerapkan protokol kesehatan masa pandemi adalah pahlawan dalam arti yang sebenarnya. Kerelaan dari masing-masing individu untuk menaati protokol kesehatan adalah sumbangsih sangat berarti bagi lingkungan mereka. Kesadaran mereka akan protokol kesehatan menjadi perlindungan bagi dirinya sendiri, anak-anak, kelompok rentan seperti lansia dan yang memiliki penyakit bawaan serta orang lain di sekitarnya. (voi)

10
November

VOI HARI INI DALM SEJARAH Hari Ini dalam Sejarah kami awali dengan peristiwa 10 November 1940, Gempa Bumi Vrancea.

Gempa Vrancea 1940, juga dikenal sebagai gempa Bucharest 1940, terjadi pada hari Minggu, 10 November 1940, di Rumania, pukul 03:39 (waktu setempat), ketika sebagian besar penduduk berada di rumah. Gempa dengan kekuatan Magnitudo 7,7 merupakan gempa bumi terkuat yang tercatat pada abad ke-20 di Rumania. Gempa itu menghancurkan Moldova bagian tengah dan selatan dan Walachia. Jumlah korban diperkirakan 1.000 orang meninggal dan sekitar 4.000 orang luka-luka, sebagian besar di Moldova.

Beralih ke peristiwa 10 November 1945, Pertempuran Surabaya.

Pertempuran Surabaya merupakan pertempuran tentara dan milisi pro-kemerdekaan Indonesia melawan tentara Britania Raya dan India Britania. Puncaknya terjadi pada tanggal 10 November 1945. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pertempuran ini menjadi satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme. Usai pertempuran ini, dukungan rakyat Indonesia dan dunia internasional terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia semakin kuat. 10 November diperingati setiap tahun sebagai Hari Pahlawan di Indonesia.

Kami akhiri Hari Ini dalam Sejarah dengan 10 November 1975, Resolusi 3379 dikeluarkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Resolusi 3379 dikeluarkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1975. Resolusi ini menyatakan bahwa Zionisme adalah sebuah bentuk rasisme. Resolusi ini lolos dengan 72 suara yang mendukung, 35 menolak dan 32 abstain. Jumlah 72 suara yang mendukung ini termasuk 20 negara Arab, 12 negara lainnya dengan mayoritas Muslim, termasuk Turki yang mengakui Israel kala itu, 12 negara komunis, 14 negara Afrika non-Muslim dan 14 negara lainnya termasuk Brasil, India, Meksiko, dan Portugal.