ofra voi

ofra voi

16
December


Pemerintah Indonesia secara resmi mulai melakukan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun pada Selasa, 14 Desember 2021. 
Vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun ini akan dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama, vaksinasi akan dilaksanakan di provinsi dan kabupaten atau kota dengan kriteria cakupan vaksinasi dosis 1 di atas 70% dan cakupan vaksinasi lansia di atas 60%.

Pelaksanaan vaksinasi kepada anak usia 6 hingga 11 tahun ini berdasarkan rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization -ITAGI).

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, seperti dikutip dari liputan6.com (14/12), mengatakan bahwa untuk saat ini, memang belum semua anak-anak usia 6-11 tahun yang divaksinasi. Untuk tahap ini baru hanya mencakup 8,8 juta jiwa dari 106 kabupaten/kota dari 11 provinsi.

Kementerian Kesehatan merinci, seperti dikutip dari kemkes.go.id (14/12), untuk menyelesaikan vaksinasi anak usia 6-11 tahun dibutuhkan kurang lebih sekitar 58,7 juta dosis vaksin. Saat ini, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan 6,4 juta dosis vaksin untuk Desember 2021 dan akan ditambah pada Januari 2022 mendatang.

Pelaksanaan vaksinasi untuk anak 6-11 tahun ini  harus didukung karena beberapa alasan penting diantaranya dalam rangka melindungi anak dari Covid-19. Vaksinasi anak usia 6-11 merupakan langkah positif pemerintah Indonesia dalam rangka melindungi anak dari Covid-19.

Selain alasan perlindungan anak dari Covid-19, pelaksanaan vaksinasi ini juga dalam rangka memulihkan pembelajaranDirektur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemendikbudristek, Jumeri, seperti dikutip dari kemdikbud.go.id (14/12) mengatakan bahwa pemerintah ingin agar segera terjadi pemulihan pembelajaran dengan dilaksanakannya pembelajaran tatap muka secara langsung.

Diharapkan, pelaksanaan vaksinasi untuk anak usia 6-12 ini berjalan sukses. Orang-tua memiliki peran penting dalam menyukseskan vaksinasi bagi anak usia 6-12 tahun. Partisipasi aktif orang-tua dari siswa sangat diperlukan untuk membantu mempercepat cakupan vaksinasi.

16
December




VOI PESONA INDONESIA Purwakarta merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Berada di kaki Gunung Burangrang, Purwakarta menyimpan sejuta pesona wisata. Salah satunya ada Gunung Bongkok. Berada di ketinggi 985 meter diatas permukaan laut (mdpl), gunung ini disebut-sebut sebagai salah satu titik menikmati sunrise terbaik di Purwakarta. Bagi anda yang suka hiking dan camping, objek wisata ini cocok untuk anda. Tak perlu memakan waktu banyak. Untuk menuju puncak Gunung Bongkok dicapai hanya menempuh waktu sekitar 1,5 jam saja.

Gunung Bongkok memiliki dua puncak. Jika Anda ingin menikmati matahari terbit, wajib menapaki puncak datar. Sesampainya di puncak datar, jangan lupa langsung abadikan momen anda. Meskipun gunung ini hanya memiliki ketinggian sekitar 985 mdpl, namun Anda tetap harus berhati-hati. Apalagi ketika berada di puncak datar, karena lokasi puncak datar curam. Kedua sisi gunung berhadapan langsung dengan jurang. Kedua adalah puncak watu tumpang, puncak tertinggi Gunung Bongkok yang menawarkan pemandangan waduk Jatiluhur dan Kota Purwakarta. Di puncak terdapat banyak bebatuan dengan ukuran yang cukup besar dan menjulang. Selain permukaan yang penuh batu, angin di puncak watu tumpang kencang. Jadi Anda tetap harus hati-hati.

gunung Bongkok berlokasi di desa Cikandang. Untuk menuju Gunung Bongkok, dari Purwakarta bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua atau empat selama sekitar 15 hingga 30 menit. Ada biaya parkir yang harus bayar untuk sepeda motor sebesar 2000 Rupiah dan mobil sebesar 5000 Rupiah. Di desa Cikandang, ada Pos Munclu, tempat para pendaki atau wisatawan untuk melakukan kamping. Biasanya mereka yang ingin kamping, memilih bermalam sebelum menikmati sunrise. Jangan lupa untuk membawa persediaan air, ketika camping karena sumber air terdekat sekitar 100 meter dari Pos Munclu.  Sebelum matahari terbit Anda bisa menempuh perjalanan sekitar 1 hingga 1,5 jam, menuju puncak datar untuk melihat keindahan matahari terbit.



13
December


P
emerintah Indonesia  telah membatalkan rencana penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat - PPKM level 3 selama momentum libur Natal  dan Tahun Baru atau Nataru mendatang//.

Meski dibatalkanPemerintah meminta seluruh jajaran pemangku kepentingan tidak lengah dalam memerangi pandemi, termasuk  mencegah  masuk dan meluasnya penyebaran varian baru Covi19, Omicron .//

Kantor Berita ANTARA melaporkan, untuk itu Pemerintah pun  mengeluarkan aturan khusus selama periode natal dan tahun baru melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri tentang pencegahan dan penanggulangan Covid-19.// Senada dengan itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Juga memastikan tidak ada penyekatan pada libur akhir tahun. //

Namun di sisi lain, pemerintah bakal memperketat protokol kesehatan,   bekerjasama dengan  aparat kepolisian.  Yaitu dengan memantau langsung pelaksanaan protokol kesehatan di obyek wisata dan tempat-tempat publik termasuk  penggunaan aplikasi pedulilindungi yang semakin diperkuat.//

Mau tidak mau, suka tidak suka, kebijakan pemerintah ini harus didukung. Karena upaya yang dilakukan tersebut semata mata untuk kepentingan masyarakat juga,  jadi wajib dipenuhi dan ditaati.//

Masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan terkait, hendaknya dapat menerima kebijakan ini. Diharapkan, semua   memiliki frekuensi yang sama, khususnya dalam menerapkan kebijakan pengetatan mobilitas yang akan diberlakukan pada masa libur Nataru //

Sebagaimana harapan dari Presiden Joko Widodo, untuk mempertahankan tingkat kasus Covid-19 yang saat ini sudah rendah, perlu diiringi dengan penerapan kebijakan pengetatan. Hal ini dilakukan  agar tidak terjadi peningkatan kasus usai masa libur Nataru,  juga   mencegah masuknya varian baru Omicron.//

06
December

Gunung Semeru atau dikenal juga dengan sebutan Mahameru, meletus (erupsi) kembali pada Sabtu sore (4/12/2021) dengan mengeluarkan kepulan abu membumbung ke atas. Gunung tertinggi di Pulau Jawa dan berada di wilayah Lumajang, Jawa Timur itu sebenarnya sudah meletus dengan mengeluarkan lava pijar dan  suara gemuruh sejak Jumat (3/12/2021) sore.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Minggu (5/12/2021) pagi, terdapat 14 korban jiwa dan puluhan lainnya mengalami luka-luka bakar, akibat peristiwa ini.

Erupsi Gunung Semeru, mendapat perhatian serius dan cepat dari pemerintah.Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam keterangan persnya saat melakukan kunjungan kerja di Bali, Minggu (5/12/2021) mengeluarkan sejumlah instruksi kepada kementerian/lembaga terkait erupsi Gunung Semeru.  Wapres meminta Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk segera melakukan penanganan. Wakil Presiden  meminta kepada Menteri Sosial untuk melakukan pemberian bantuan. Kepada Menteri Kesehatan, Wapres meminta agar pertolongan kepada para korban dilakukan dengan menyiapkan penanggulangan perawatannya. Para korban yang mengalami dampak erupsi diharapkan bisa segera ditangani oleh tenaga medis. Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana diminta untuk segera menyediakan tempat pengungsian bagi masyarakat terdampak, serta melakukan pencarian korban.Adapun Gubernur Jawa Timur beserta seluruh kepala daerah dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah di wilayah Jawa Timur, diminta agar bergerak cepat memberikan bantuan.

Selain itu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga meminta agar sistem peringatan dini bencana selalu  berjalan baik demi meminimalkan jatuhnya korban. Menurut Wapres peringatan dini tidak hanya untuk Gunung Meletus, tetapi juga bencana lainnya seperti banjir dan tanah longsor. Selain itu, peringatan dini tentunya juga harus diikuti upaya  pencegahan bencana.

Indonesia dikenal rawan  bencana alam, baik tektonik geologi seperti gempa, tsunami dan gunung meletus, maupun hidrometeorologi termasuk banjir dan kekeringan. Untuk meminimalkan dampak bencana, maka peningkatan jumlah alat peringatan dini di tempat-tempat yang berpotensi bencana harus terus diintensifkan. Selain itu,  pengetahuan masyarakat tentang kebencanaan terutama cara menghadapi bencana perlu selalu ditingkatkan. Jika tidak, dampak dari cobaan yang menimpa Indonesia menjelang akhir tahun 2021 ini, dapat terulang kembali.