Kesan bahwa negara negara di benua Afrika selalu diwarnai konlfik, perang saudara, kekurangan pangan, dan kudeta, rupanya belum hilang.
Kisruh di Ethiopia, akibat perlawanan pemberontak di perbatasan utara yang menyebabkan pengungsian dan bahaya kelaparan, kini disusul dengan terjadinya kudeta di salah satu negara di pantai barat benua itu, yaitu Guinea. Unsur militer Guinea, khususnya dari pasukan elit, menahan Presiden terpilih dan mengkudeta pemerintahannya pada Minggu, 5 September 2021. Kudeta itu dipimpin seorang letnan Kolonel, komandan pasukan elit negara itu, Letkol Mamady Doumbouya. Menyusul informasi melalui media massa mengenai penahanan Alphon Konde, Letkol Mamady mengkondirmasi pengambil alihan kekuasaan itu dalam suatu jumpa pers di Canakry, ibukota Guinea.
Kepada media massa Mamadi berjanji akan segera membentuk pemerintahan untuk menjalani masa transisi sebelum terbentuknya pemerintahan baru. Pemimpin kudeta melarang semua pejabat pemerintah meninggalkan negaranya.
Sebagaimana diberitakan sejumlah media massa internasional, kalangan masyarakat di Canakry menyambut gembiran tindakan yang dilakukan militer.Mereka turun ke jalan mengelu elukan pasukan militer yang berpatroli di jalan jalan ibukota.. Pemimpin kudeta menyatakan, tindakan kudeta itu dilakukan untuk menyelamatkan negara, antaralain dari penyalahgunaan wewenang dan korupsi. Letkol Mamady, menyatakan pihaknya telah membekukan undang undang negara.
Menjadi menarik diamati, lantaran Presiden Alphon Conde, adalah Presiden Guinea pertama yang naik ke tampuk pemerintahan berkat pemilihan umum yang diikuti rakyat. Conde baru satu tahun menjalani masa jabatannya melalui Pemilu 2020. Namun masa jabatannya yang terakhir diperolehnya setelah Undang Undang tentang jabatan Presiden diubah atas inisiatifnya, dari dua masa jabatan menjadi tiga kali berturut turut. Amandemen Undang Undang itu telah mendapat kecaman dari pihak oposisi yang antaralain mengkritiknya, karena amandemen yang mendorong pemilu yang dimenangkan Aplhon Conde, dilakukan di saat pandemic Covid 19 melanda negara itu.
Kudeta di Guinea Afrika Barat itu bukanlah yang pertama kali terjadi. Yang pertama terjadi tahun 2008. Pada tanggal 23 September 2008, terjadi kudeta oleh militer yang dipimpin seorang mayor. Yang berbeda dengan kudeta 2021, kudeta Nuginea tahun 2008, dilakukan setelah Presiden Lansana Conte, meninggal dunia. Jika pada tahun 2008 Amerika Serikat hanya mengharapkan agar terjadi masa transisi yang damai, untuk kudeta tahun 2021, negara yang baru menarik pasukannya dari Afghanistan itu, mengecam tindakan militer.
Apakah keadaan Guinea akan menjadi lebih baik, dengan tidak terjadinya penyalah gunaan wewenang dan korupsi, sehingga masyarakat yang menyambut baik kudeta akan lebih bak kehidupannya, perjalanan waktu yang akan menunjukkan.
Kasus harian Covid-19 di Indonesia dalam beberapa hari ini menunjukkan penurunan. Kemarin (6/9), tercatat 4.413 kasus baru positif. Data ini tentu melegakan. Presiden Joko Widodo menyampaikan kasus harian Covid-19 selama tiga hari lalu mengalami penurunan. Dalam Rapat Terbatas mengenai Evaluasi Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bersama pembantunya melalui konferensi video, dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (6/9), Presiden Joko Widodo melihat angka keterisian tempat tidur secara nasional juga turun ke angka 20 persen.
Penurunan itu tentu menjadi kabar menggembirakan, setelah dalam beberapa bulan terakhir meningkatnya angka kasus harian membuat bangsa Indonesia sedih. Tetapi hal paling penting adalah bahwa penurunan kasus harian juga tidak boleh membuat masyarakat Indonesia lengah. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono dalam Keterangan Pers mengenai Perkembangan PPKM Terkini kemarin. Dia mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada dalam menghadapi pandemi Covid-19. Dia menambahkan inilah saatnya bangsa Indonesia melakukan penguatan terhadap ketahanan medis.
Seluruh komponen bangsa harus terlibat dalam penguatan ketahanan medis. Kebijakan-kebijakan yang diambil dan dilaksanakan oleh pemerintah harus didukung penuh oleh rakyat Indonesia. Seperti menjalankan dengan disiplin PPKM. Diturunkannya status level PPKM di sejumlah tempat di Indonesia harus diiringi dengan peningkatan kedisiplinan dalam melaksanakan protokol kesehatan.
Secara sadar, rakyat Indonesia juga harus ambil bagian dalam upaya deteksi guna menekan penyebaran Covid-19. Salah satunya dengan mengunduh aplikasi PeduliLindungi yang digunakan untuk memantau masyarakat, memitigasi serta mengevaluasi status mobilitas setiap individu. Kesadaran masyarakat untuk menggunakan aplikasi PeduliLindungi dalam kegiatan di sektor perdagangan, transportasi, pariwisata, kantor, pendidikan dan keagamaan, akan mempermudah pelacakan dan penanganan Covid-19.
Kedisiplinan dan kewaspadaan tetap menjadi kunci utama menekan penyebaran Covid-19. Ini harus tertanam kuat dalam diri, pemikiran dan langkah-langkah yang diambil oleh setiap individu di Indonesia. Sehingga lonjakan kasus yang kembali terjadi di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris dan Israel tidak terjadi di Indonesia. Dengan semakin kuatnya ketahanan medis Indonesia, juga bisa mendeteksi dan mencegah lebih dini varian baru dari Virus Covid-19, seperti Virus Mu. Semoga Rakyat Indonesia lebih sehat!
(Voinews.id)Kabar gembira kembali datang dari cabang bulu tangkis Paralimpiade Tokyo 2020. Pasangan ganda campuran Indonesia, Hary Susanto/Leani Ratri Oktila, berhasil meraih medali emas badminton SL3-SU5, pada Minggu siang (5/9/2021). Dalam pertandingan final di Yoyogi National Stadium, Hary/Leani tampil sangat solid dan berhasil mengalahkan pasangan Perancis, Lucaz Mazur/Faustine Noel. Pasangan ganda campuran Indonesia ini sukses meraih kemenangan straight game dengan skor 23-21 dan 21-17.
Bagi Leani Ratri, medali emas dari pasangan ganda campuran merupakan medali emas ke dua yang diperolehnya di pesta olahraga dunia untuk penyandang disabilitas, yang tetap disebut Paralimpiade Tokyo 2020, meski diundur pelaksanaannya menjadi 2021 karena pandemi. Sehari sebelumnya, Leani Ratri berhasil meraih medali emas ketika berpasangan dengan Khalimatus Sadiyah di nomor ganda putri SL3-SU5. Mereka berhasil memperoleh medali emas seusai mengalahkan wakil Tiongkok, Cheng Hefang/Ma Huihui, dengan skor 21-18, 21-12. Selain dua medali emas, Leani juga memperoleh medali perak dari nomor tunggal putri SL 4 pada Minggu kemarin.
Keberhasilan Leani Ratri dan Khalimatus Sadiyah menjadi sejarah baru bagi keikut sertaan Indonesia di cabang badminton Paralimpiade. Leani Ratri dan Khalimatus Sadiyah merupakan atlet badminton Indonesia pertama yang berhasil meraih medali emas Paralimpiade. Keberhasilan ganda putri ini sekaligus mengakhiri penantian 41 tahun untuk melihat atlet Indonesia meraih medali emas pada ajang Paralimpiade. Sebelumnya, pada ajang Olimpiade Tokyo 2020 Agustus lalu, ganda putri Indonesia Gresya Polii dan Apriyani juga menciptakan sejarah baru dari cabang badminton. Untuk pertama kalinya sejak olah raga badminton dipertandingkan di Olimpiade Barcelona tahun 1992, ganda putri Indonesia berhasil meraih medali emas.
Berita gembira atas perolehan medali emas dari cabang badminton oleh pasangan ganda putri Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020 ternyata mendapat apresiasi dari Kepala Negara dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI. Presiden Joko Widodo dalam akun Instagramnya @jokowi dan video call menyampaikan selamat kepada Leani Ratri Oktila dan Khalimatus Sadiyah me. Sementara, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI, Puan Maharani mengatakan, kemenangan Ratri/Khalimatus Sadiyah adalah kebanggaan seluruh rakyat Indonesia. Puan juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk keduanya yang telah membuat lagu Indonesia Raya kembali berkumandang di pentas olahraga dunia.
Selamat bagi tim Indonesia yang berjuang di Paralimpiade Tokyo. Semoga prestasi yang diukir saat ini dapat dilanjutkan di perhelatan olah raga internasional berikutnya.
VOI PESONA INDONESIA Nusa Tenggara Barat terutama Lombok termasuk daerah yang mempunyai pantai dan laut yang indah. Salah satunya adalah Pantai Sekotong. Tepatnya Pantai Sekotong terletak di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pantai Sekotong memiliki air laut yang jernih, pasir indah yang berwarna putih dan buaian angin yang asri yang keindahan alamnya masih belum terjamah oleh polusi udara, polusi air, ataupun polusi tanah. Sehingga keasrian alam dari Pantai Sekotong ini sangatlah natural. Pantai Sekotong memiliki bukit – bukit kecil yang dapat didaki. Dengan mendaki bukit tersebut kegiatan climbing Anda akan menyenangkan. Selain itu, sunrise dan sunset akan semakin terlihat indah dengan menyaksikan keelokan sunrise dan sunset di bukit ini. Ada yang mengatakan bahwa melancong ke Lombok belum sempurna jika tidak menyaksikan matahari terbit dan matahari terbenam di pantai Sekotong. Pantai Sekotong juga adalah surga bagi anda yang mempunyai hobi menikmati keindahan bawah laut, karena tempat ini memiliki terumbu karang yang jarang disentuh dan masih alami. Jadi tidak mengherankan bila pantai Sekotong mempunyai keindahan bawah laut yang menakjubkan dengan karang-karangnya yang utuh serta penghuni bawah lautnya yang beraneka ragam.
ombak yang tenang, semilir angin pantai dan pasir putih yang halus bagaikan menjadi penerima tamu bagi setiap wisatawan yang datang. Pepohonan hijau yang berderet rapi di sepanjang pantainya menambah kecantikan pantai Sekotong. Di Pantai Sekotong ini anda juga bisa menikmati sepuasnya mandi matahari. Bagi anda yang mempunyai hobi fotografi, pantai Sekotong mempunyai banyak spot yang indah, dijamin anda tidak akan kecewa melihat hasilnya. Suasana pantai yang tidak terlalu padat pengunjung, menjadikan anda betah berlama-lama bermain-main dengan deburan ombak. Karang-karang yang banyak terdapat di sepanjang pantai juga membuat pantai ini menjadi sangat unik dan menarik.
Kawasan Pantai Sekotong di Lombok barat termasuk tujuan wisata yang lengkap. Karena sudah tersedia banyak hotel dengan segala fasilitasnya, dan tentu saja dengan harga yang beragam. Anda hanya memerlukan waktu sekitar 2 jam dari Kota Mataram untuk tiba di Pantai Sekotong ini. Selain melalui Mataram, bisa juga dicapai melalui Pelabuhan Nusa Penida. Dengan perahu sewaan, perjalanan Nusa Penida ke Sekotong bisa ditempuh dalam waktu tiga jam.