Indonesia memiliki banyak ragam festival dan ritual budaya yang menarik untuk disaksikan. Pada Sabtu, 8 Februari 2020 digelar kegiatan Bogor Street Festival, yang mana terpilih sebagai salah satu dari 100 event pariwisata unggulan dalam Calendar of Events Wonderful Indonesia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Suguhan ragam seni dan budaya tersebut ditampilkan berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun ini khusus menampilkan seni dan budaya dari Papua dan Nusa Tenggara Timur. Digelar di sepanjang Jalan Suryakencana, Bogor Street Festival
Bogor Street Festival CGM 2020 menjadi pesta besar yang menawarkan beragam kemeriahan melalui 42 konten unik. Di festival ini anda bisa menyaksikan seni budaya, live music, sentuhan religi, sastra, nasionalisme, expo, hingga beragam konsep carnaval. Tak hanya itu, di acara ini juga akan digelar pertunjukkan kolosal di sepanjang Jalan Suryakencana, Bogor, Jawa Barat. Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menuturkan bahwa penyelenggaraan festival tahun ini lebih berkualitas dari tahun-tahun sebelumnya. Ragam acara di Bogor Street Festival CGM 2020 juga semakin meriah dengan penampilan Monolog Kabayan dan Pembacaan Wangsit Siliwangi. Menjadi gambaran situasi kondisi sosial, Wangsit Siliwangi memberi banyak wejangan, dan mengingatkan agar masyarakat kembali kepada hakikatnya, sebagai mahluk Tuhan.
Selain pembacaan Wangsit Siliwangi, ada beberapa acara yang dihadirkan pemerintah daerah untuk memunculkan warna nasionalisme, seperti Purna Paskibraka Indonesia, Drumband Chanka Ksatria Bhakti, Marching Band MY dan lain sebagainya. Bogor Street Festival CGM 2020 juga menyajikan beragam tarian, seperti Tari Dayang, Rengkong, Tayub, hingga Panarat. Asisten Deputi Destinasi Regional II Kemenparekraf, Wawan Gunawan mengatakan, Bogor Street Festival adalah event besar. Warna tradisional dan modern disandingkan unik. Ada banyak nilai positif yang ditebarkan. Festival ini jadi bagian untuk merajut persatuan-kesatuan sebagai sebuah bangsa dan negara.
VOI NEWS Gresik adalah salah satu kota di Jawa Timur yang lebih terkenal dengan kawasan industrinya dan bukan karena kawasan pariwisatanya. Ternyata Gresik mempunyai tempat yang menarik perhatian wisatawan karena mempunyai spot yang instagramable , yaitu Bukit Kapur Sekapuk. Tempat ini terletak di desa Sekapuk, kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan penggali tambang gunung kapur.
mulanya Bukit Kapur Sekapuk ini hanya salah satu dari beberpa perbukitan kapur di Gresik. Kemudian pada tahun 1950-an bukit ini mulai digali, digergaji dan dipahat. Akibat penggalian dan pemahatan liar oleh para warga, terbentuklah sebuah arsitektur yang eksotis dan menawan .
Bukit Kapur Sekapuk ini baru direnovasi. Bangunannya yang disebut-sebut mirip dengan bangunan peradaban Yunani Kuno ini sudah bertambah fasilitasnya, seperti penambahan rumah-rumah kecil yang berbentuk bulat dengan dinding terbuat dari kayu serta dilengkapi dengan pintu yang cocok dijadikan spot untuk berswafoto . Selain itu ada juga patung-patung yang berukuran besar dan juga cerukan yang menyerupai danau kecil yang di dalamnya terdapat danau-danau berukuran lebih kecil dengan air berwarna hijau . Jika dilihat dari atas, akan sangat kontras warna bukit kapur dan warna air danau tersebut, sehingga karena keindahannya, danau ini cocok dijadikan latar belakang untuk berfoto . Selain untuk berfoto , biasanya pengunjung yang suka tantangan akan menceburkan diri ke air tersebut dari atas bukit untuk menambah foto perjalanan mereka.
Kawasan ini terbentang sepanjang 2-3 kilometer. Akses untuk menuju Bukit Kapur Sekapuk ini masih belum rata, tetapi walaupun demikian anda bisa menggunakan mobil , motor dan berjalan kaki untuk menjelajahinya. Tidak sulit menemukan lokasi Bukit Kapur Sekapuk ini, karena di sekitar lokasi akan banyak kendaraan pengangkut kapur yang lalu lalang.
bila anda sedang berlibur ke Jawa Timur, carilah waktu yang cukup untuk mengunjungi dan menikmati keindahan Gunung Kapur Sekapuk di Gresik.
Sulawesi Utara tak hanya dikenal dengan wisata indah di Manado atau Bunaken saja. Tapi sekarang perhatian wisatawan juga akan melirik ke arah Destinasi Super Prioritas di Likupang. Destinasi ini berada di Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Sekarang di Likupang juga tengah dibangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Banyak alasan untuk kita mengunjungi Likupang. Jelas destinasi wisata di sana tak kalah cantik dengan wisata populer lainnya di Sulawesi Utara. Salah satunya adalah Pulau Lihaga. Pulau Lihaga adalah pulau tak berpenghuni yang berada Kecamatan Likupang Kabupaten Minahasa Utara. Pulau ini luasnya hanya 8ha, tidak terlalu besar namun punya potensi wisata yang luar biasa. Dari kejauhan saja, sudah tampak pulau ini memiliki pantai dengan hamparan pasir putih halus, yang kontras dengan birunya lautan.
Yang melihatnya pasti tak sabar untuk segara turun dan menyentuh pasir yang putih bersih ini. Lihaga juga punya alam bawah laut yang menarik. Tak perlu jauh-jauh, menyelam atau snorkeling di dekat pantai saja sudah tampak ribuan ekor ikan yang berenang hilir mudik. Untuk mencapai Pulau Lihaga, Anda harus menempuh perjalanan sekitar 90 menit dari Kota Manado menuju Likupang (pelabuhan Serei). Setelah tiba di Likupang, Anda harus melanjutkan perjalanan lagi selama kurang lebih 40 menit dengan menggunakan perahu nelayan setempat. Harga sewa perahu sekitar Rp800.000 untuk 20 orang penumpang. Walaupun pulau ini tidak berpenduduk, namun Anda tidak perlu khawatir karena di pulau ini telah tersedia toilet dan ruang ganti. Anda juga bisa menginap di Pulau Lihaga tanpa khawatir dipungut bayaran lagi.Namun tentunya Anda harus menyediakan peralatan tenda sendiri karena di tempat ini tidak ada yang menyediakan tenda.
Selain itu jika Anda berencana berkunjung dan menginap di Pulau Lihaga, jangan lupa untuk membeli makanan dan minuman terlebih dahulu karena di Pulau Lihaga tidak tersedia warung yang menjual makanan. Sarana dan prasarana destinasi wisata di pulau ini memang tidak ada namun bagi Anda yang suka berpetualang, alam pulau lihaga sepertinya telah menyediakan segalanya.
VOI PESONA INDONESIA Gedung Sate merupakan ikon kota Bandung. Karenanya, banyak wisatawan yang berkunjung ke Bandung, biasanya mampir sejenak dan berfoto di depan Gedung Sate. Dahulu Gedung ini tidak bisa diakses masuk oleh masyarakat umum, karena memang sampai saat ini masih dipergunakan sebagai kantor pemerintahan provinsi Jawa Barat. Kini perlahan akses tersebut sedikit dibuka, karena banyak masyarakat yang penasaran akan gedung buatan Belanda ini. Untuk menjawab rasa penasaran tersebut, pemerintah provinsi Jawa Barat membuat Museum Gedung Sate. Di dalam museum seluas 500 meter persegi ini, wisatawan akan mendapat pengetahuan secara mendalam tentang sejarah pembuatan gedung yang awalnya bernama gedung Gouvernement Bedrijven ini. Anda juga akan dimanjakan dengan teknologi visual digital dan video mapping yang cukup canggih.
Museum Gedung Sate diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) pada tanggal 8 Desember 2017. Terletak di sayap timur Gedung Sate, museum ini menyajikan tema sejarah, yang dikemas dalam sensasi teknologi digital dan interaktif. Di museum ini anda bisa menikmati Interactive 3D Scale Model of Gedung Sate, Interactive Glass Display, Hologram, dan Wall Video Mapping. Terdapat juga Virtual Reality yang membuat Anda seolah-olah menaiki balon udara mengelilingi area sekitar Gedung Sate. Selain itu, anda juga dapat menikmati Architarium (TV 270 derajat), Interactive Floor Display, dan Interactive Picture Frame.
Mengunjungi museum Gedung Sate tak hanya belajar tentang sejarah saja, tapi bagi anda yang tertarik dengan seni arsitektur zaman kolonial juga bisa mengetahui rahasia material bangunan dan teknik yang digunakan para arsitek zaman dulu dalam membangun Gedung Sate. Sebagai media pembelajarannya, di salah satu sudut museum tembok asli Gedung Sate sengaja dibobol dan dilubangi agar lebih detil terlihat batuan-batuan yang menjadi fondasi Gedung Sate.
Museum Gedung Sate menggunakan teknologi augmented reality yang juga dapat memberikan sensasi menjadi mandor dalam proyek pembangunan Gedung Sate di zaman kolonial. Bagi anda yang tertarik mengunjungi museum ini, anda bisa masuk secara gratis mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Jumlah pengunjung yang datang setiap harinya dibatasi hanya 35 orang saja.