12 Juni lalu, suasana desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah menjadi begitu semarak. Pada hari itu, digelar acara grebeg syawalan Kirab Gunungan Ketupat yang biasanya diadakan H+7 Lebaran. Acara itu merupakan tradisi unik masyarakat Desa Krakitan, dalam menyambut bulan Syawal, usai bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri . Menurut Bupati Klaten Sri Mulyani acara Kirab Gunungan Ketupat ini memiliki tujuan yang sangat baik, yakni mempererat tali silaturahim antara pemerintah Kabupaten Klaten dengan masyarakat.Acara ini juga merupakan ajang promosi untuk pembangunan Kabupaten Klaten ke depannya.
Tahun 2019 ini, acara Kirab Gunungan Ketupat digelar di Bukit Sidoguro atau Bukit Turis sekitar pukul 09.00 WIB. Lokasi bukit ini tidak jauh dari obyek wisata andalan Kabupaten Klaten lainnya, yakni Waduk Rowo Jombor.Totalnya ada 20 gunungan ketupat yang dikirab pada acara tersebut. Disediakan pula 1.000 porsi ketupat sayur secara gratis kepada masyarakat . Sebelum acara dimulai para wisatawan ,ratusan warga dari Klaten dan daerah lainnyasudah berdatangan memadati lokasi Bukit Sidoguro.
Sebanyak 20 gunungan ketupat terlebih dahulu dikirab dari bawah bukit dengan cara dipikul. Kirab juga diiringi kesenian Jathilan dan beberapa tokoh wayang seperti Punakawan dan Anoman. Gunungan ketupat tersebut dikumpulkan di Bukit Sidoguro. Selain berisi ketupat, gunungan juga berisi hasil bumi lain seperti sayuran dan buah. Usai sambutan Bupati Klaten, masyarakat yang berkumpul langsung menyerbu gunungan ketupat. Mulai anak-anak sampai dewasa, pria maupun wanita, semuanya berbondong-bondong berebut isi gunungan. Mereka percaya ketupat atau hasil bumi yang didapat dari gunungan dapat membawa berkah bagi kehidupan mereka.
Voice of Indonesia, dari Indonesia untuk Dunia. Kali ini akan kami hadirkan sebuah lagu keroncong asli “Segenggam Harapan“. Lirik lagu keroncong asli Segenggam Harapan ini ditulis oleh Boediman BJ.
Lagu ini mengungkapkan harapan yang besar kepada remaja atau generasi muda untuk kehidupan di masa depan. Kehadirannya membawa sinar terang seperti cahaya yang akan melanjutkan kejayaan. Dipundaknya disandarkan segala harapan, termasuk untuk mengembangkan serta melestarikan budaya dan seni kekayaan bangsa. inilah Dina dengan lagu Segenggam Harapan.
Kota Bandung dipilih menjadi tuan rumah penyelenggaran Festival Budaya dan Ekonomi Antar Bangsa 2019. Rencananya, acara bertaraf internasional ini digelar pada 4-6 Oktober 2019 mendatang. Acara ini merupakan ajang berkumpulnya para pengusaha internasional yang tergabung dalam Malindo Business and Cultural Center (MBCC) Asia. Para investor kelas dunia akan hadir di ibukota Jawa Barat ini.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menyatakan siap menyambut penyelenggaraan festival internasional tersebut. Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan selalu terbuka untuk para investor yang ingin mengembangkan potensi daerah. Oded berharap, gelaran festival internasional ini bisa berdampak pada pembangunan dan kualitas pelayanan publik. Apalagi ajang ini menjadi kumpulnya para investor yang diharapkan tertarik berinvestasi di Kota Bandung. Ketua Pengarah MBCC Asia, Alex Ong mengungkapkan, Kota Bandung memiliki banyak potensi. Alex menilai Kota Bandung sangat layak menjadi tempat investasi. Karenanya dipilihlah Kota Bandung menjadi tuan rumah penyelenggaraan festival tersebut.
Dalam acara tersebut, Alex menyatakan, bakal menjadi ajang promosi besar-besaran bagi Kota Bandung. Pasalnya, ratusan investor dengan beragam latar belakang bidang dari negara Asia akan hadir dan menjajaki segala potensi yang ada di Kota Bandung. Pada Festival budaya dan ekonomi internasional nanti akan hadir paling sedikit 100 orang calon investor. Diharapkan 200 hingga 300 calon investor di bidang pendidikan, UMKM, dan rumah sakit akan datang.Sebagai timbal baliknya, Alex menjanjikan MBCC akan membantu mempromosikan Kota Bandung ke sejumlah negara. Tentunya dengan target agar menarik minat banyak investor untuk turut menanamkan modalnya dalam mendukung pembangunan Kota Bandung.
Karst Sangkulirang Mangkalihat terletak di Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Kutai Timur. Seperti halnya kawasan karst, lokasi dari Sangkulirang Mangkalihat ini pun dikelilingi oleh dinding-dinding terjal, gua bawah tanah dengan ukiran alam eksotis, serta perbukitan hijau.
Keindahaan kelompok karst berukuran raksasa ini membenteng dari Kabupaten Kutai Timur hingga ke Kabupaten Berau. Ada puluhan gua di kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat yang kaya peninggalan prasejarah.
luas kawasan ini mencapai 1,8 juta hektar. Area ini punya kawasan ekosistem inti seluas 550.000 hektar. Menurut hasil penelitian, kawasan karst ini memberi informasi tentang jejak manusia purba yang bisa dilihat dari lukisan tangan, gambar perahu, dan lukisan berbagai jenis binatang yang tergambar jelas pada dinding-dinding gua dan konon telah ada sekitar 10.000 tahun SM.
ketika dieksplorasi, kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat memiliki beberapa bagian pada puluhan gua berlorong panjang dengan hiasan ornamen alami beserta stalagtit dan stalagmit yang mengagumkan.
Jika anda berangkat dari kota Samarinda, waktu tempuh dengan bus atau mobil sekitar 8 sampai 9 jam, dengan melewati jalan bekas perusahaan kayu, tepatnya melewati Sangatta dan Bengalon.