VOInews.id- Sebuah ledakan terjadi di dekat Kedutaan Besar Israel di New Delhi, India, pada Selasa malam, dan tidak ada staf kedutaan yang terluka, demikian penjelasan pihak berwenang. "Dapat kami konfirmasikan bahwa sekitar pukul 05.20 petang waktu setempat (18.50 WIB) terjadi ledakan di dekat kedutaan tersebut," kata juru bicara Kedubes Israel, Guy Nir, kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa polisi setempat dan aparat keamanan sedang menyelidiki peristiwa itu.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan tidak ada staf kedutaan yang terluka setelah ledakan. Pemerintah Israel bekerja sama dengan mitra di India untuk menyelidiki penyebab ledakan tersebut, kata Kemlu Israel. Sementara itu dinas pemadam kebakaran ibu kota India itu belum menemukan apa pun dalam operasi pencarian, kata pejabat damkar Atul Garg kepada kantor berita India, ANI. Pada Januari 2021, sebuah bom kecil meledak di dekat kedutaan tersebut tanpa melukai siapa pun. Seorang pejabat Israel saat itu mengatakan bahwa mereka menganggap ledakan tersebut sebagai aksi terorisme.
Antara
VOInews.id- Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal bin Abdullah Al-Mudi mengatakan kerajaan Arab Saudi menyediakan total 3.267 ton bantuan untuk warga Palestina di Jalur Gaza. "Kerajaan Arab Saudi terus melakukan upaya baik secara kemanusiaan maupun politis dan menyerukan masyarakat internasional untuk bersama-sama bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi di Gaza, terutama antara Israel dan Hamas," kata Dubes Faisal di Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, Kamis.
Perang ini, kata Dubes, telah menimbulkan banyak korban dan semakin melunturkan nilai-nilai kemanusiaan. "Arab Saudi menegaskan perlunya menjaga hak-hak sipil dan menolak keras aksi yang menelan warga sipil dan yang mengakibatkan infrastruktur hancur sehingga tidak ada pelayanan publik di Gaza". Menurut Dubes, saat ini Arab Saudi terus berupaya meminta diberlakukannya gencatan senjata dan akses bantuan ke Gaza sehingga dapat membantu masyarakat Gaza.
Dari segi politik, lanjut dubes, kerajaan Arab Saudi menyerukan negara-negara Arab dan Islam untuk mengelar KTT Luar Biasa guna mendukung kasus isu Palestina. "Pasca KTT pemerintah Arab Saudi memimpin komite dewan tingkat menteri untuk menyampaikan satu sikap. Salah satu anggotanya Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. Tujuannya untuk menghentikan kekerasan dan menjaga hak-hak sipil di Gaza" katanya. Baru-baru ini Arab Saudi melakukan kampanye pengiriman bantuan untuk masyarakat di Gaza.
"Bantuan tersebut mencapai 5 miliar riyal Arab Saudi (sekitar Rp20 triliun)" , ujarnya. Dubes menambahkan bahwa hingga kini 27 pesawat yang mengangkut lebih dari 604 ton bantuan yang terdiri atas makanan, pasokan medis dan perlengkapan pengungsian telah memasuki Jalur Gaza. Kerajaan juga memberikan dana bantuan melalui WFP sebesar 5 juta dolar AS (sekitar Rp77 miliar), melalui ICRC sebesar 10 juta dolar AS (sekitar Rp155 miliar), UNRWA senilai 15 juta dolar AS (sekitar Rp232 miliar) dan WHO sebesar 10 juta dolar AS (sekitar Rp155 miliar).
Antara
VOInews.id- Pemungutan suara mengenai resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), yang menyerukan penghentian permusuhan di Gaza demi penyaluran bantuan, ditunda pada Rabu (20/12) untuk ketiga kalinya secara berturut-turut. Namun pada Kamis, anggota Dewan Keamanan diperkirakan akan melakukan pemungutan suara mengenai resolusi tersebut --yang pertama kali ditunda pada Senin (18/12). Rancangan tersebut, yang dibuat oleh Uni Emirat Arab (UAE), menyerukan penghentian permusuhan segera diwujudkan untuk memungkinkan akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan, serta diupayakan berlaku secara berkelanjutan.
Rancangan resolusi tersebut juga menegaskan kembali bahwa semua pihak yang berkonflik harus mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional. Ranres juga berisi permintaan meminta agar mekanisme pemantauan PBB segera diterapkan. Serangan Israel di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 52.586 lainnya, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut. Serangan Israel juga menghancurkan Gaza hingga setengah dari ketersediaan perumahan di wilayah pesisir itu rusak atau hancur, serta memaksa hampir dua juta orang mengungsi di tengah kekurangan makanan dan air bersih. Hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas, sementara lebih dari 130 warga Israel masih disandera.
Sumber: Anadolu
VOInews.id- Malaysia memutuskan memblokade dan melarang perusahaan pelayaran ZIM yang berbasis di Israel untuk berlabuh di pelabuhan mana pun di negara tersebut. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam pernyataan media diterima di Kuala Lumpur, Rabu, mengatakan Kementerian Perhubungan akan segera mengambil tindakan dengan segera memberlakukan larangan permanen terhadap perusahaan itu. Sanksi itu, menurut Anwar, adalah respons atas tindakan Israel yang mengabaikan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan dan melanggar hukum internasional melalui pembantaian dan kebrutalan yang terus berlanjut terhadap warga Palestina. Pada 2002, pemerintah membolehkan kapal milik perusahaan pelayaran tersebut berlabuh di Malaysia. Pada 2005, pemerintah membenarkan kapal perusahaan tersebut berlabuh di Malaysia.
Pada saat yang sama, pemerintah Malaysia juga memutuskan tidak lagi menerima kapal berbendera Israel untuk dapat berlabuh di negara tersebut. Anwar mengatakan Malaysia juga melarang kapal mana pun yang dalam perjalanan menuju Israel untuk memuat kargo di pelabuhan Malaysia. Kedua pembatasan itu segera berlaku, ujar Anwar. Malaysia yakin keputusan tersebut tidak akan mempengaruhi aktivitas perdagangannya.
Antara