Dalam memperingati HUT ke-57 Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang jatuh pada 5 Oktober, TNI diminta meningkatkan kemampuan dan persenjataannya menghadapi ancaman hibrida, yakni ancaman senjata kimia, biologi, radiasi, dan nuklir.Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin mengatakan, ini dikenal sebagai ancaman hibrida dan telah mengubah perspektif ancaman di masa mendatang.
Selain itu, dalam operasi militer selain perang (OMSP), TNI juga menghadapi tantangan baru, yakni ikut menanggulangi bencana non-alam, yakni pandemi COVID-19.Pandemi COVID-19 merupakan ancaman nirmiliter, yang berbeda dengan ancaman militer dan ancaman nonmiliter.Menurut dia, ancaman senjata nuklir, senjata kimia, dan senjata radiasi juga memiliki skala tinggi untuk dideteksi dan ditangkal.antara