Monday, 21 May 2018 00:00

Pelestarian Tarsius

Written by 
Rate this item
(7 votes)

Pada Warna Warni edisi kali ini akan mengajak Anda untuk mengetahui pelestarian tarsius. Primata kecil ini sering disebut sebagai monyet terkecil di dunia, meskipun satwa ini bukan monyet. Sedikitnya terdapat 9 jenis Tarsius yang ada di dunia. 2 jenis berada di Filipina sedangkan sisanya, 7 jenis terdapat di Sulawesi Indonesia. Yang paling dikenal adalah dua jenis yang terdapat di Indonesia yaitu Tarsius tarsier dan Tarsius pumilus. Kesemua jenis tarsius termasuk binatang langka dan dilindungi di Indonesia.

Tarsius memang layak disebut sebagai primata mungil karena hanya memiliki panjang sekitar 10-15 cm dengan berat sekitar 80 gram. Bahkan Tarsius pumilus atau Pygmy tersier yang merupakan jenis tarsius terkecil hanya memiliki panjang tubuh antara 93-98 milimeter dan berat 57 gram. Panjang ekornya antara 197-205 milimeter. Tarsius juga memiliki kepala yang unik karena mampu berputar hingga 180 derajat ke kanan dan ke kiri seperti burung hantu. Telinga satwa langka ini pun mampu digerak-gerakkan untuk mendeteksi keberadaan mangsa.

Yang paling istimewa dari Tarsius adalah matanya yang besar. Ukuran matanya lebih besar jika dibandingkan besar otaknya sendiri. Mata ini dapat digunakan untuk melihat dengan tajam dalam kegelapan tetapi sebaliknya, hewan ini hampir tidak bisa melihat pada siang hari. Tarsius adalah makhluk nokturnal yang melakukan aktivitas pada malam hari dan tidur pada siang hari. Oleh sebab itu Tarsius berburu pada malam hari. Di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Sulawesi Selatan, Tarsius lebih dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan "balao cengke" atau "tikus jongkok" jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia.

Sebutan tersebut didapatkan oleh Tarsius karena memang tarsius terlihat seperti tikus yang sedang membungkuk. Meskipun tarsius hidup di dalam hutan, saat ini populasinya mulai berkurang. Tarsius tidak pernah sukses membentuk koloni pembiakan dalam kurungan, dan bila dikurung, tarsius diketahui melukai dan bahkan membunuh dirinya karena stress. Satu situs mendapat keberhasilan mengembalikan populasi tarisus di pulau Filipina Bohol. Philippine Tarsier Foundation telah mengembangkan kandang besar semi-liar yang memakai cahaya untuk menarik serangga nokturnal yang menjadi makanan tarsius.

Populasi satwa langka tarsius, primata terkecil di dunia yang hidup di hutan-hutan Sulawesi diperkirakan tersisa 1.800. Ini menurun drastis jika dibandingkan 10 tahun terakhir dimana jumlah satwa yang bernama latin Tarsius spectrum ini, masih berkisar 3.500 ekor.

Bahkan untuk Tarsius pumilus, diduga amat langka karena jarang sekali ditemukan lagi. Penurunan populasi tarsius dikarenakan rusaknya hutan sebagai habitat utama satwa langka ini. Jadi alangkah baiknya jika kita terus menjaga kelestarian hutan. Agar hewan unik seperti tarsius masih dapat terlihat wujudnya oleh anak dan cucu kita. Baiklah pendengar, demikian informasi mengenai pelestarian tarsius. Terimakasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada Warna Warni edisi berikutnya.

Read 5391 times